ilustrasi mall (unsplash.com/welovebarcelona)
Fenomena “ROJALI” dan “ROHANA” tak hanya jadi bahan guyonan, tetapi juga mencerminkan realita sosial masyarakat perkotaan saat ini. Di tengah tekanan ekonomi dan keinginan untuk mencari hiburan murah meriah, mall menjadi destinasi favorit untuk "nongkrong hemat" tanpa perlu belanja.
Tren ini juga diperkuat oleh konten media sosial yang memotivasi orang untuk datang ke mall demi merekam momen estetik atau sekadar membuat vlog harian. Mall bukan lagi sekadar pusat perbelanjaan, melainkan juga ruang publik multifungsi.
Beberapa alasan mengapa perilaku ini semakin umum dijumpai, antara lain:
Mal dianggap sebagai tempat yang nyaman, ber-AC, dan aman untuk semua kalangan.
Tersedia banyak spot foto Instagramable yang bisa diakses gratis, cocok untuk konten media sosial.
Banyak pengunjung hanya ingin bersantai atau bertemu teman, tanpa niat untuk melakukan transaksi belanja.
Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan fungsi mall dan perilaku konsumen, dari pusat transaksi menjadi pusat interaksi sosial.