Perjuangan Andrea telah dimulai sejak ia menulis unggahan bertema healthy relationship di Twitter pada tahun 2009. Tulisan-tulisannya mengacu pada percintaan, kencan, dan seks. Lewat cara itulah, ia membantu memberikan edukasi kepada para pengikutnya.
Menginjak 2018, ia pun mulai memasuki Instagram. Langkah edukasinya di sosial media tersebut, berawal dari berbagi cerita tentang dirinya. Akhirnya, pengikutnya pun berani berbagi cerita.
Semakin lama, dirinya memiliki panggilan untuk memberikan edukasi mengenai isu perempuan. "Saya merasa memiliki panggilan dalam memulai karier di bidang ini," jelas dia.
Selama itu pula, ia merasakan masyarakat Indonesia belum melek terhadap pentingnya konseling kepada psikolog. Stereotipe orang Indonesia terhadap seseorang yang datang ke psikolog, sangat negatif. Malahan, orang yang melakukan tindakan ini dianggap memiliki gangguan mental.
“Tidak semua orang yang datang ke psikolog, merupakan orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Bisa saja, beban hidupnya memang sedang berat dan sudah tidak memiliki wadah untuk bercerita,” ujar Andrea.