Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Gaya hidup mewah sebenarnya gak salah asalkan kondisi keuanganmu memang sepadan. Sehingga buatmu tidak ada rasa berat mengeluarkan lebih banyak uang untuk gaya hidup sekelas itu. Ketika keuanganmu diperiksa dengan saksama pun tak tampak adanya defisit sekecil apa pun.

Gaya hidup ini baru menjadi persoalan kalau kemampuan keuanganmu sebetulnya berada di bawahnya. Sebulan saja dirimu bergaya hidup mewah, pengeluaran telah melampaui pemasukan. Bulan-bulan berikutnya terasa kian berat serta menguras isi tabunganmu. Kamu tidak punya pilihan selain mengubah gaya hidup dengan berbagai cara bila gak mau makin terpuruk secara finansial.

Sebab berlama-lama terjerat persoalan keuangan akan membuatmu depresi. Dirimu bisa gelap mata atau keluargamu hancur. Tidak ada nanti-nanti seraya mengharapkan kamu menjadi jauh lebih kaya daripada sekarang biar dapat terus bermewah-mewah. Lakukan lima tips berikut untuk menangani situasi darurat yang dihadapi.

1. Membentuk ulang circle pertemananmu

ilustrasi tiga perempuan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Apakah gaya hidup mewahmu banyak dipengaruhi oleh teman-teman dekatmu? Dahulu kamu mungkin hidup biasa-biasa saja. Tapi setelah mengenal dan berkawan dekat dengan mereka, gaya hidupmu berubah dari sederhana ke mewah walaupun gak ada kenaikan pendapatan yang signifikan.

Apabila lingkaran pertemanan terdekat berpengaruh besar pada gaya hidupmu sekarang, ayo memperbaikinya dari sini. Tentu tak baik kalau kamu tiba-tiba putus hubungan dengan mereka. Namun, dirimu bisa sedikit demi sedikit mengambil jarak dari mereka buat melindungi diri dari pengaruh gaya hidupnya yang tidak sesuai untukmu.

Jika sebelumnya kamu selalu hangout bareng mereka beberapa kali dalam seminggu, sekarang cukup akhir pekan saja. Katakan bahwa mulai kini kamu ada pekerjaan atau tugas lain di rumah sehingga mesti segera pulang. Supaya dirimu tak merasa kesepian, tambah circle-mu dengan teman-teman yang lebih bersahaja. Keberadaan mereka membantumu terus tersadar akan gaya hidup mana yang lebih tepat buatmu.

2. Stop follow akun-akun yang memamerkan gaya hidup jetset

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Brian Ramirez)

Media sosial berpengaruh besar pada gaya hidup penggunanya. Orang yang setiap hari terpapar unggahan gaya hidup kelas atas alias jetset perlahan-lahan akan bergerak meniru seperti apa pun kemampuan finansialnya. Bukan hanya itu. Saat kamu melihat unggahan yang kebalikannya alias gaya hidup sederhana, responsmu menjadi negatif.

Dirimu barangkali bersikap sinis pada orang-orang yang lebih memilih menampilkan kesederhanaan di medsos. Kamu cepat-cepat melewatkan unggahan seperti itu dan makin terobsesi pada akun-akun yang setiap saat menunjukkan kemewahan hidupnya. Pikiran bawah sadarmu menjadi berisi semua barang dan kebiasaan mahal mereka yang seolah-olah mesti diikuti.

Setelah kondisi keuanganmu kembang kempis baru kamu bingung bagaimana menghentikan gaya hidup mewahmu. Detoks media sosial harus segera dilakukan. Kalau sama sekali gak main medsos sulit untukmu karena pekerjaanmu juga berhubungan dengannya, unfollow saja akun-akun yang membanjiri berandamu dengan unggahan kemewahan. 

Beranda media sosialmu langsung terasa sepi dan menenangkan. Sebagai gantinya, kamu dapat mengikuti akun-akun yang membagikan berbagi tips pengelolaan keuangan dan public figure yang terkenal dengan kesederhanaannya. Termasuk para old money yang walaupun jarang main medsos, sekali mengunggah sesuatu memberimu perspektif baru tentang kehebatan mereka yang tidak perlu dilambangkan dengan kemewahan.

3. Cermat menghitung kemampuan finansialmu

ilustrasi menghitung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saking larutnya kamu dalam gaya hidup mewah selama bertahun-tahun, dirimu dapat tidak menyadari berapa persisnya kemampuan finansialmu. Apakah memiliki 2 mobil di rumah benar-benar tepat untuk ukuran penghasilanmu? Belum lagi cicilan rumah, juga berbagai asuransi serta arisan yang diikuti.

Berapa banyak uang yang dihabiskan untuk berbelanja selain kebutuhan pokok setiap bulannya? Jika total pemasukanmu dikurangi seluruh pengeluaran itu, masih plus atau sudah minus? Apabila hasilnya minus, kamu harus menghitung selisih antara total penghasilan dengan seluruh kebutuhan pokok plus jatah tabungan yang diharapkan. 

Contohnya, pendapatanmu 3 juta rupiah. Pengeluaran rutin untuk berbagai kebutuhan utama 2 juta rupiah. Uang yang diharapkan bisa ditabung per bulannya 500 ribu rupiah. Maka sisa uang bakal gaya hidup seharusnya tidak lebih dari 500 ribu rupiah.

Namun, saat ini pengeluaranmu buat gaya hidup berlipat-lipat dari itu. Mulai sekarang berpuaslah dengan jatah 500 ribu rupiah untuk bersenang-senang. Atau, kumpulkan uangnya selama beberapa bulan ketika dirimu ingin sekali membeli barang bermerek terkenal. Kamu gak boleh lagi sembarangan mengeluarkan uang untuk gaya hidup tanpa memahami betul kemampuan finansialmu.

4. Bila gaya hidup selangit menyisakan utang, segera lunasi

ilustrasi melihat tagihan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kalau gaya hidup mewah tidak sampai menyengsarakanmu, mungkin kamu juga belum tergerak buat berubah. Kemewahanmu selama ini tak hanya membuatmu gak bisa menabung, melainkan menumpuk utang di mana-mana. Sekarang bukan waktumu untuk menutup mata terhadap tumpukan pinjaman itu.

Jangan lagi menipu diri seolah-olah hidupmu aman. Kondisi keuanganmu sedang amat tidak baik-baik saja dan kamu punya tanggung jawab penuh atas utang-utang itu. Segeralah melunasinya buat menghindari gulungan bunga yang lebih besar. Kalau ada barang atau aset yang dapat diuangkan, pakai saja dulu buat menutup utang tersebut.

Tapi jika gak ada lagi yang tersisa dari harta bendamu, bergantunglah pada pekerjaanmu. Gunakan pendapatanmu sehemat mungkin supaya setiap bulan kamu dapat membayar cicilannya. Hidup dengan kemewahan mesti ditebus dengan puasa kesenangan dalam waktu yang lama apabila sejak awal dirimu tidak memikirkan kemampuan diri.

5. Tegas pada diri sendiri dan keluarga

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Situasimu sudah seburuk ini. Kamu harus amat tegas terhadap diri sendiri. Gak usah berdalih menikmati hidup, self reward, atau self love kalau sebenarnya kemampuan keuanganmu belum memadai dibandingkan nilai uang yang mesti dikeluarkan. Larang dirimu untuk banyak menuntut.

Paksa dirimu buat lebih bersyukur dengan apa yang kini dimiliki. Begitu pula jika gaya hidup mewah dijalani oleh keluarga yang menjadi tanggunganmu. Beri tahu mereka tentang kesulitan finansial yang sekarang dialami. Kamu gak bisa mengubah gaya hidup sendirian.

Mereka tanpa terkecuali juga mesti meninggalkan kemewahan yang melenakan. Buat mereka memahami bahwa kalian seperti sedang berkendara menuju jurang. Tanpa mengubah gaya hidup, kalian akan jatuh ke sana dan tak tertolong lagi. Rem seluruh kebiasaan mahal selama ini dan kalian bakal melihat berapa banyak uang yang dapat diselamatkan dari kesia-siaan.

Mengalami krisis keuangan gara-gara jebakan gaya hidup mewah memang bikin panik. Namun, membiarkan dirimu dikuasai kepanikan saja tidak akan mendatangkan perubahan ke arah yang lebih baik. Akui bahwa hari ini dirimu mengalami kehancuran secara ekonomi. Tapi tetaplah optimis kamu masih mampu menyelamatkan diri dari kehancuran yang lebih besar lagi dengan lima cara di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team