Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips untuk Bantu Menyingkirkan Pikiran Buruk yang Mengganggu

ilustrasi pikiran buruk yang mengganggu (pexels.com/Ron Lach)

Memiliki pikiran buruk adalah sesuatu yang alami dialami oleh semua orang. Kadang, pikiran-pikiran tersebut datang tiba-tiba dan sulit untuk dikendalikan. Pikiran buruk bisa muncul akibat stres, kecemasan, atau bahkan kebiasaan berpikir negatif yang sudah terbentuk sejak lama.

Meskipun begitu, ada cara yang dapat dilakukan untuk membantu menyingkirkan pikiran buruk yang mengganggu. Mengatasi pikiran buruk bukanlah hal yang mudah, namun dengan konsistensi dan metode yang tepat, hal ini bisa diwujudkan. Berikut adalah lima tips sederhana yang dapat membantu kamu dalam mengatasi pikiran buruk.

1. Berlatih mindfulness atau kesadaran penuh

ilustrasi mindful (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mindfulness adalah teknik yang dapat membantu kamu untuk lebih fokus pada saat ini dan mengurangi pengaruh pikiran buruk. Dalam berlatih mindfulness, kamu akan diajak untuk memperhatikan perasaan, pikiran, dan lingkungan sekitar tanpa memberikan penilaian. Teknik ini membantu kamu untuk melepaskan diri dari pola pikir negatif yang berulang-ulang.Memulai latihan mindfulness bisa dimulai dengan hal-hal sederhana seperti memperhatikan napasmu, merasakan setiap tarikan dan hembusan napas.  Kamu akan lebih menyadari pikiran yang datang dan pergi tanpa harus terjebak dan larut di dalamnya.

Latihan mindfulness juga dapat dilakukan melalui meditasi singkat setiap hari, di mana kamu duduk tenang, menutup mata, dan fokus pada pernapasan selama beberapa menit. Praktik ini membantu pikiran untuk tetap berada di masa kini dan tidak terbawa oleh pikiran buruk. Mindfulness tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang. Dengan rutin berlatih, kamu akan merasakan peningkatan dalam kemampuan untuk mengelola pikiran dan emosi. Mindfulness juga dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Sehingga, meskipun awalnya mungkin sulit untuk konsisten, manfaat yang akan kamu peroleh sangat berharga.

2. Menulis jurnal

ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Menulis jurnal adalah cara efektif lainnya untuk mengatasi pikiran buruk. Dengan menulis, kamu dapat mengekspresikan apa yang sedang kamu rasakan tanpa harus merasa dihakimi oleh orang lain. Menulis jurnal juga bisa membantu kamu mengidentifikasi pola pikir negatif yang sering muncul dan mencari tahu penyebabnya.Ketika kamu menulis jurnal, cobalah untuk tidak hanya menuliskan pikiran buruk tetapi juga mencari sisi positif dari situasi yang kamu alami. Dengan menulis jurnal bisa membantumu mengubah perspektif dan melihat masalah dari sudut pandang yang lebih baik.

Misalnya, jika kamu merasa cemas tentang pekerjaan, tuliskan juga hal-hal yang telah kamu capai dan bagaimana kamu bisa belajar dari situasi tersebut. Menulis jurnal secara rutin bisa menjadi cara yang sangat terapeutik dan membantu mengurangi beban pikiran. Tak hanya itu itu, menulis jurnal juga dapat membantumu mengenali dan memahami emosi yang kamu rasakan dengan lebih baik. Ketika kamu sudah lebih memahami emosi dan pikiranmu, kamu akan lebih mudah mengelolanya. Menulis juga bisa menjadi sarana untuk merencanakan langkah-langkah ke depan dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih terarah dan memiliki kendali atas hidupmu, yang pada akhirnya akan membantu mengurangi pikiran buruk.

3. Berbicara dengan orang tepercaya

ilustrasi berbicara dengan orang terpercaya (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Terkadang, berbicara dengan orang yang kamu percayai bisa sangat membantu dalam mengatasi pikiran buruk. Orang tersebut bisa menjadi teman, keluarga, atau bahkan seorang profesional seperti psikolog. Dengan berbicara, kamu dapat melepaskan beban yang ada di pikiran dan mendapatkan perspektif baru yang mungkin tidak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Mengutarakan perasaan dan pikiran buruk kepada orang lain bisa memberikanmu rasa lega dan dukungan emosional yang dibutuhkan. Orang lain yang kamu ajak bicara juga dapat memberikan saran yang konstruktif atau hanya sekadar mendengarkan ceritamu dengan penuh empati. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang di sekitarmu ketika kamu merasa pikiran buruk mulai menguasai diri.

Selain itu, mendapatkan perspektif dari orang lain bisa membantumu melihat situasi dengan lebih objektif. Terkadang, pikiran buruk muncul karena kita terlalu fokus pada hal-hal negatif dan mengabaikan aspek positif. Orang lain bisa membantu mengingatkanmu tentang hal-hal baik dalam hidupmu dan memberikan motivasi untuk terus maju. Dukungan sosial juga sangat penting untuk kesehatan mental, jadi jangan takut untuk berbagi dengan orang yang kamu percayai.

4. Mengalihkan perhatian dengan aktivitas positif

ilustrasi aktivitas positif (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Salah satu cara paling efektif untuk menyingkirkan pikiran buruk adalah dengan mengalihkan perhatianmu ke aktivitas yang positif. Melakukan aktivitas yang kamu sukai atau mencoba hal baru dapat membuat pikiranmu terfokus pada sesuatu yang menyenangkan dan produktif. Aktivitas ini bisa berupa olahraga, membaca buku, mendengarkan musik, atau bahkan belajar keterampilan baru. Aktivitas fisik seperti olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood kamu yang sedang berantakan. Saat berolahraga, tubuh akan memproduksi sebuah hormon yang bisa membuatmu merasa lebih baik dan terhindar dari pikiran negatif. Olahraga juga dapat membantu kamu tidur lebih nyenyak dan merasa lebih segar, lho.

Di samping berolahraga, aktivitas kreatif seperti melukis atau menulis juga bisa sangat efektif dalam mengalihkan perhatian dari pikiran buruk. Mengalihkan perhatian bukan berarti menghindari masalah, tetapi memberi dirimu waktu untuk bersantai dan mengisi kembali energi positif. Saat kamu sudah lebih tenang, kamu bisa kembali memikirkan masalah dengan perspektif yang lebih baru dan jernih. Aktivitas positif juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri terutama untuk menjaga kesehatan mental.

5. Membatasi paparan terhadap informasi negatif

ilustrasi terpapar informasi negatif (pexels.com/Karolina Grabowska)

Di era digital saat ini, kita sering terpapar berbagai macam informasi negatif melalui media sosial, berita, atau bahkan percakapan sehari-hari. Informasi negatif tersebut dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan kita secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk membatasi paparan terhadap informasi negatif dan memilih konten yang lebih positif dan bermanfaat. Mulai hari ini belajarlah untuk segera mulai menyaring konten yang kamu konsumsi di media sosial. Ikuti akun-akun yang memberikan inspirasi dan motivasi dan mulailah berhenti mengikuti akun-akun yang sering menimbulkan stres atau memicu munculnya perasaan negatif.

Cobalah untuk atur waktu dalam mengakses berita dan pastikan kamu tidak terlalu lama terpapar informasi yang bisa menambah beban pikiran. Membatasi paparan terhadap informasi negatif bukan berarti kamu harus menghindari realita atau menjadi tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar. Namun, ini lebih tentang menjaga keseimbangan dan memastikan kamu tetap mendapatkan asupan informasi yang sehat untuk kesehatan mentalmu. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus pada hal-hal positif dan menjaga pikiran tetap jernih.

Mengatasi pikiran buruk memang memerlukan usaha dan kesabaran, tetapi dengan menerapkan tips-tips sederhana di atas, kamu bisa mulai mengurangi dampak dari pikiran tersebut. Ingatlah bahwa perubahan dalam mengatasi pikiran buruk tidak terjadi dalam semalam, namun dengan konsistensi dan ketekunan, kamu akan merasakan manfaatnya dalam jangka panjang. Selalu beri dirimu waktu dan ruang untuk berproses, karena setiap langkah kecil tetap berarti. Semoga, tips mengatasi pikiran buruk di atas bisa membantu kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us