Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/NoahBuscher

Nyinyir alias berkomentar negatif adalah kebiasaan yang sudah meluas di tengah kehidupan nyata dan maya kita. Pelakunya dominan para cewek sebab mereka adalah makhluk yang super sensitif dan memiliki kemampuan menghasilkan kosakata lebih banyak.

Kemampuan tersebut juga berhubungan dengan kebutuhan mereka untuk didengarkan dan ditanggapi atau dibela. Mulai dari permasalahan pribadi, rasa tidak puas dengan pasangan, tidak suka pada atasan, diam-diam membenci kawan, hingga menerima perlakuan tidak nyaman dari lingkungan sekitar atau tempat kerja. 

Hanya saja, terkadang maksud pelampiasan emosi tersebut berubah tujuan. Mungkin pada awalnya, hanya sekadar bercerita. Tapi, ujung-ujungnya mencari sekutu untuk memusuhi pihak bersangkutan, menjelek-jelekkan tanpa konfirmasi, dan sengaja menghina atas dasar perbedaan level (kecantikan, kekayaan dan kecerdasan). 

Sebenarnya, apa penyebab orang-orang masih suka nyinyir pada sesama? Yuk, simak alasan berikut ini!

1. Tidak bahagia dengan hidup sendiri

unsplash.com/RiccardoMion

Orang yang suka nyinyir bisa jadi kurang bahagia dalam kehidupan pribadinya. Jika memang bahagia, maka hati dan pikirannya tidak akan terkoneksi pada kelemahan orang lain.

Penyebab mereka tidak bahagia bisa pada banyak hal seperti kurangnya perhatian orangtua atau pasangan, kesibukan yang monoton, teman-teman yang berkarakter jelek dan merasa suntuk. Alasan-alasan itu bisa membuat kamu tertekan dalam menjalani keseharian sehingga emosimu membutuhkan pelampiasan.

Sayangnya, cara negatif selalu mendekat. Akhirnya, orang yang tidak tahu apa-apa menjadi korban kekesalanmu. 

2. Kehilangan tujuan hidup

unsplash.com/JoeRoberts

Tujuan hidup yang hilang bisa disebabkan kamu yang memang tidak memilikinya sejak awal atau sempat memilikinya namun berjangka pendek. Ketika sudah tercapai, maka tujuanmu pun lenyap bersamaan dengan pencapaian itu.

Namun, tujuan hidup selalu berjangka panjang dan hanya berakhir hingga kamu tak bernapas lagi.

Nah, hobi berkomentar buruk dan menyerang kelemahan objek pembicaraan bisa disebabkan oleh hilangnya tujuan dalam hidupmu. Kamu tidak sibuk mempertanyakan untuk apa eksistensimu dalam kehidupan ini. Kamu pun tidak menata waktu dan hari-harimu dengan serius. Kamu sama sekali tidak punya kesibukan berarti sehingga mau saja menghabiskan waktu dengan berkomentar negatif.  

3. Punya masalah personal di rumah maupun di tempat kerja

unsplash.com/KyleGlenn

Selain itu, problem personal yang tidak terselesaikan dengan baik juga berpotensi membuat kamu nyinyirin seluruh aspek kehidupan orang lain. Emosi yang tersulut dan tidak dituntaskan dengan baik membuat kamu mudah mencari-cari pelampiasan. Cara termudah adalah dengan menyerang kelemahan orang lain baik di dunia nyata maupun media sosial. 

4. Tidak terbiasa jujur dan terbuka

unsplash.com/MatheusFerrero

Orang yang terbiasa jujur dan terbuka cenderung tidak suka gosip dan kritik di belakang. Mereka lebih senang berhadapan satu sama lain dan menyelesaikan masalah secara tuntas. Mereka tidak takut mengaku salah dan minder untuk meminta maaf jika memang berada di posisi yang salah.

Sebaliknya, orang yang hobi bergosip dan kritik di belakang cenderung tidak gentle dalam bersikap. Gengsi mengakui kesalahan dan selalu merasa benar tanpa menggunakan indikator yang objektif. Perilaku nyinyir adalah bagian dari kebiasaan para pengecut dan tidak gentle dalam bersikap. 

5. Jati diri yang belum tuntas

unsplash.com/ParsaVexon

Pada dasarnya, jati diri yang belum tuntas banyak dialami oleh generasi tua maupun muda. Makna jati diri yang belum tuntas adalah banyak hak yang belum didapatkan seseorang dalam masa pengasuhan hingga berdampak pada masa dewasa berupa kekurangan atau sifat kekanak-kanakan.

Pengangguran padahal lulusan kampus tersohor, bekerja di bidang yang bukan keahliannya, menjadi guru karena menginginkan tunjangan yang layak, tidak terbiasa mandiri mengurus diri sendiri padahal sudah berumur 20 atau 30 an dan banyak kasus lainnya.

Jika seseorang sudah tuntas dengan jati dirinya, maka ia mampu berkarya dengan cemerlang dan memiliki kehidupan pribadi yang imbang dan sehat. Maka, ia pun tak punya waktu untuk berkomentar negatif terhadap kekurangan orang lain. 

Nah, bagaimana dengan dirimu sendiri? Apakah kamu termasuk orang yang doyan nyinyir?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team