Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan yang Justru Membuatmu Tak Bahagia Sepenuhnya

pexels.com/Alex Green
pexels.com/Alex Green

Dalam kehidupan pasti ada baik dan buruknya, seperti contohnya pada kebiasaan manusia.Terkadang, kebiasaan manusia bisa menjadi sebaliknya seperti suatu hal baik bisa menjadi hal yang buruk bagi diri sendiri.

Bahkan hidupnya justru tak pernah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Lantas, apa saja kebiasaan-kebiasaan yang justru dapat merusak diri kita sendiri? Berikut simak selengkapnya dibawah ini.

1. Mencari kesempurnaan

pexels.com/Gabb Tapic
pexels.com/Gabb Tapic

Kita mengetahui bahwa semua makhluk di muka bumi ini tak ada yang sempurna kecuali Tuhan. Tapi coba saja renungkan pada diri sendiri, apakah hidup harus sempurna terlebih dahulu supaya bisa bahagia? Bila jawabannya ya, maka yang kau dapatkan bukan kebahagiaan yang sesungguhnya, lho melainkan mendapatkan dirimu yang palsu.

Untuk mencari kesempurnaan dalam hidup tidak akan menjamin hidupmu tak selalu bahagia. Justru kamu akan merasa terkekangi oleh dirimu sendiri. Maka ingatlah, bahwa kita hanyalah makhluk ciptaan-Nya dan hanya Tuhan semata yang Maha Sempurna.

Dan yang diartikan sempurna dalam hidup itu adalah bila kita bisa menerima kenyataan kalau kita tidak perlu menjadi manusia yang sempurna, yang terpenting bisa menyempurnakan dalam perbedaan.

2. Hidup di lautan suara negatif

Ilustrasi wanita merasa ragu. (Pexels.com/Christian Muñoz)
Ilustrasi wanita merasa ragu. (Pexels.com/Christian Muñoz)

Sangat sulit rasanya bila berusaha ingin menjadi manusia yang bahagia jika dirimu masih tenggelam pada suara-suara negatif. Yap, suara yang menyebutkan bahwa hidup bahagia tak akan pernah engkau jangkau, karena penuh dengan rasa pesimis, kekhawatiran, ketakutan bahkan segala ruang pergerakan akan terbatasi oleh suara-suara tersebut.

Namun sebenarnya itu semua hanyalah ilusi, yang berasal dari perasaan dan pikiran yang dibuat oleh diri sendiri seolah untuk menakutkan dirimu supaya tidak bisa mencapai kesuksesan. Kecuali jika kamu mau berubah menjadi pribadi yang selalu positif.

3. Masih terperangkap di masa lalu

Unsplash/Noah Silliman
Unsplash/Noah Silliman

Menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengenang masa lalu juga tak baik sebenarnya. Berlarut-larut dalam kenangan dan kesedihan sepertinya sangat menguras waktu dan tenaga.

Kalau dibiarkan terlalu lama, kamu akan kesulitan untuk melangkah ke depan, dan yang pasti tak akan pernah merasa bahagia seutuhnya.

4. Membandingkan dirimu dengan orang lain

pexels.com/Anna Shvets
pexels.com/Anna Shvets

Hal yang sangat umum terjadi pada sekitar kita adalah membandingkan hidup dengan orang lain. Hanya sekadar membandingkan sedikit pun saja dengan orang lain, itu sudah termasuk pribadi yang tak bahagia.

Karena, ia tak pernah mau bersyukur dengan apa yang dia punya. Melainkan hanya selalu berkutik dengan kehidupan orang lain. Lagipula, kita semua tentu diberi kehidupan yang berbeda-beda oleh yang Maha Kuasa sehingga kita tinggal mencari caranya agar bisa lebih maju dari orang lain.

5. Memperumit hidup

pexels.com/Lukas Rodriguez
pexels.com/Lukas Rodriguez

Kebanyakan orang tidak bahagia justru menjadi faktor utama dalam kesengsaraannya. Dia membuat segala yang ada dihidupnya menjadi lebih rumit disaat sebenarnya mudah dan sederhana.

Tidak pernah mau fleksibel dalam kehidupannya, yang penting ingin lebih sempurna dari lainnya, itulah yang biasa disebut si perfeksionis. Kalau dibiarkan, faktor kehidupannya akan semakin rumit dijalaninya dan bisa jadi menimbulkan ketidakbahagiaan yang seutuhnya.

Itulah lima kebiasaan yang justru membuatmu tak akan pernah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Jika diri kamu masih ada lima kebiasaan seperti yang di atas tadi, segera ubahlah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us