Apakah kamu mengetahui peristiwa besar umat Islam yang tertuang di Al-Qur’an pada Surah As-Saffat ayat 102? Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim mengurbankan putranya, yaitu Ismail. Tak hanya itu, Allah juga mengajarkan keimanan, ketundukan, dan kepatuhan seorang hamba kepada pencipta-Nya.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’ Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,” (QS. As-Saffat [37]:102).
Melalui ayat tersebut, Allah menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dijalankan dengan penuh keikhlasan sebagaimana yang dijalankan Nabi Ibrahim. Selain menunaikan perintah Allah, ada banyak makna yang dapat dipetik dari ibadah kurban, baik secara ruhiyah maupun secara sosial kemasyarakatan.
Secara ruhiyah, ibadah kurban bisa menumbuhkan dan meningkatkan keimanan bagi yang menjalankan. Secara sosial kemasyarakatan, ibadah kurban terasa sangat bermakna apabila dilandasi dengan kerelaan dan keikhlasan yang berimbas pada perilaku keseharian.