Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengoperasikan ponsel (pexels.com/Miriam Alonso)

Jika diperhatikan lebih saksama, banyak orang yang raganya hidup, tetapi jiwanya kosong. Dia seperti robot, hanya bergerak, beraktivitas setiap hari, tetapi tanpa disertai adanya hal yang menimbulkan kesan positif dalam benaknya. Semua itu bisa diakibatkan salah satunya oleh perilaku berinteraksi dengan gawai secara berlebihan. Ini dapat membuat seseorang merasa benar-benar hampa bila terus mengalami situasi yang demikian.

Ketika ada kesadaran bahwa ternyata kamu adalah salah satu orang yang memiliki kondisi tersebut, muncul keinginan dalam diri untuk menciptakan hal yang lebih baik demi mendapatkan ketenangan hidup. Lalu, apa yang dapat dikerjakan untuk mengisi kekosongan jiwa yang dirasakan? Coba ikuti beberapa tips yang dijelaskan dalam artikel ini, yuk!

1.Membatasi penggunaan gawai dan mulai membangun interaksi nyata

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan teknologi membuat segala jenis gawai memiliki perkembangan fungsi yang semakin signifikan. Berkat segala kecanggihan yang ditawarkan tersebut, banyak orang rela menghabiskan banyak waktunya untuk berinteraksi dengan gawai alih-alih menjalani hidup yang nyata. Akibatnya, interaksi sosial yang sesungguhnya semakin jarang terjadi dan menjauhkanmu dari orang-orang sekitar. Jika situasi ini terus berlangsung dalam jangka waktu lama, maka kehampaan jiwa akan tercipta.

Tidak ada salahnya menggunakan dan sesekali menghabiskan waktu lama untuk berkutat dengan gawai, tetapi jangan sampai lupa bahwa kamu punya dunia nyata yang juga perlu dijalani. Oleh karena itu, usahakan untuk membatasi frekuensi penggunaan gawai. Sebaliknya, coba untuk mulai membangun interaksi yang sesungguhnya dengan orang-orang di sekitarmu. Jalin pertemanan dengan sosok-sosok yang mampu menyebarkan energi positif. Percayalah, tindakan ini dapat membuatmu bahagia, sehingga jiwa tidak lagi terasa kosong.

2.Meningkatkan frekuensi untuk membaca

ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro)

Gawai yang saat ini ada di dalam genggamanmu memang memiliki banyak fitur canggih dan keren yang dapat memudahkan segala aktivitas. Sayangnya, di sisi lain, banyaknya pilihan yang ditawarkan juga membuatmu sulit fokus dengan hal-hal bermanfaat dan lebih sering menggunakannya untuk keperluan hiburan belaka. Padahal, terlalu sering terpapar oleh hal semacam itu dapat membuat jiwamu lelah dan hampa.

Sebelum akibat negatif itu benar-benar muncul, maka cobalah untuk tidak terlalu tergantung dengan gawai dan mulai melakukan kegiatan yang lebih fokus, seperti membaca. Kamu bisa mulai “melahap” bacaan apa saja, entah buku-buku kesehatan, novel, hingga terjemahan kitab suci. Kegiatan sederhana ini dapat membuat wawasanmu semakin luas, meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis, sekaligus mengobati kekosongan jiwa.

3.Meningkatkan kualitas ibadah

ilustrasi seseorang yang sedang membaca Al-Quran (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada satu hal penting yang sebenarnya memiliki pengaruh positif besar dalam hidup, tetapi malah sering dilewatkan, yaitu perihal ibadah. Sampai hari ini, masih ada saja orang-orang yang terlalu asyik dengan gawai sampai lupa waktu. Mereka berusaha berkomunikasi dengan Tuhan hanya karena butuh pertolongan, bukan karena memang ingin melakukannya dari hati sebagai seorang hamba yang taat. Padahal, semua hal yang terjadi dalam kehidupan, kecil atau besar, merupakan kehendak dari Dia Yang Maha Esa.

Jika kamu merasakan kekosongan jiwa yang sangat parah, coba lihat lagi ibadahmu. Kalau memang selama ini telah pergi terlalu jauh dari Tuhan, inilah saat yang tepat untuk kembali mendekat. Tingkatkan kualitas ibadah dan lakukan segala perintah-Nya dengan sepenuh hati. Percayalah, perlahan tetapi pasti, kehidupanmu akan terus membaik dan hatimu penuh dengan kebahagiaan yang nyata.

Di era sekarang, gawai memang penting untuk menunjang kelancaran beragam aktivitas sehari-hari. Kendati demikian, membatasi penggunaannya juga tidak kalah penting, apa lagi bila sudah sampai menyebabkan kekosongan jiwa. Mulai hari ini, mari lebih bijaksana dalam memanfaatkan teknologi agar tidak sampai merenggut makna hidup, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team