Dilansir dari kisah Sandra melalui bbc.com, semula Shandra merupakan warga Indonesia yang ingin bekerja di AS demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun apa daya, nasib tidak berpihak pada Shandra. Hari pertama kedatangannya ke AS merupakan mimpi buruk yang takkan ia ulangi kembali.
Shandra berada di Amerika Serikat sejak bulan Juni tahun 2001. Awalnya Shandra berpikir bahwa AS memberikan kesempatan untuk meraih gemilang kesuksesan kerja. Namun, semua tak berakhir mulus. Shandra dijemput oleh seorang pria yang tak ia kenal.
Pikirnya ia akan diantar ke hotel. Saat perjalanan, berkali-kali Shandra dan temannya yang lain berpindah-pindah mobil dengan mobil yang berbeda. Terlihat setiap sopir yang mengendarai mobil tersebut menyerahkan uang kepada sopir lain. Kecurigaan mulai terjadi.
Ternyata benar, mobil yang ditumpangi Shandra mengarah pada sebuah rumah di daerah Brooklyn. Ketika masuk ke dalam rumah, yang dilihat Shandra ialah pemandangan seorang gadis kecil tersiksa akibat kekerasan yang diterima, dan Shandra tidak bisa melakukan apapun untuk menolong gadis itu. Hari berganti hari Shandra lalui.
Ia sempat berharap akan ada yang menolong, namun sekali lagi ia terjebak pada lubang yang sama. Setiap hari Shandra harus melayani banyak pria. Jika Shandra menolak, maka ia akan mendapat pukulan dan bentuk kekerasan lain.
Namun Shandra tidak melakukan hal itu, sehingga ia selalu bebas dari pukulan. Tidak ada makanan dan minuman yang layak untuk Shandra dan perempuan-perempuan lain yang juga korban.
Shandra berkata, "Ketika pelanggan sepi, saat itulah penyelundup manusia mempergunakan waktu untuk memperkosa kami,".
Panggilannya berubah menjadi Candy. Mereka yang diperdagangkan dan menjadi budak seks tidak hanya dari Indonesia. Tetapi juga negara lain khususnya Asia. Selain budak seks, pelacur memang ada sendiri.
Apa yang saya alami sungguh berat menyakitkan
Shandra tidak bisa membantah. Untuk menemukan jalan keluar saja susah. Ancaman demi ancaman ia terima, asupan gizi yang ia dapatkan pun sangat tidak layak. Ia lebih sering minum obat-obatan. Kala itu, yang menjadi benda berharga Shandra adalah Alkitab kecil, kamus, bolpoin, dan buku. Dalam kesempatan sekecil apapun itu, Shandra selalu berusaha untuk menuliskan apa saja yang terjadi pada dirinya.
Berkali-kali Shandra berusaha untuk melarikan dri, namun kerap kali gagal. Hingga ia dan temannya memutuskan untuk melarikan diri melalui sebuah celah kecil yaitu jendela kamar mandi. Perjalanan Shandra belum berakhir.
Meski berhasil keluar, ternyata Shandra meminta bantuan pada orang yang salah. Orang tersebut merupakan anggota sindikat yang bekerja sama. Shandra tak putus harapan, ia tetap berusaha untuk kabur. Meski penampilannya tak layak, ia mendatangi kantor polisi dan konsulat Indonesia. Namun, tidak ada seorang pun yang mempercayai Shandra.
Shandra tak memiliki tempat tinggal. Ia terpaksa tidur di stasiun kereta api bawah tanah. Yang bisa Shandra lakukan ialah mengemis pada setiap orang yang lewat, dan ia selalu menggunakan kesempatan untuk bercerita tentang kisah hidupnya pada siapapun.
Hingga apa yang Shandra lakukan membuahkan hasil. Seorang pelaut mendengarkan kisahnya. Hidup Shandra berubah karena pertolongan orang tersebut. Pelaut itu membawa FBI untuk membantu Shandra dan korban lainnya untuk lepas dari jerat budak seks.
Ketika saya melihat perempuan-perempuan itu keluar, meski telanjang dan hanya berbalut handuk. Itulah momen terhebat dalam hidup saya.
Apa yang telah terjadi pada hidup Shandra menorehkan bekas yang sangat dalam. Trauma dan tekanan menjadi beban psikologis dalam hidupnya. Meski 15 tahun telah berlalu, trauma itu masih ada.