Kenapa Supermarket Gak Punya Jendela? Ini Alasannya!

- Pembeli lebih fokus belanja dan tidak terganggu dunia luar
- Mencegah produk cepat rusak karena paparan sinar matahari
- Memaksimalkan ruang untuk display produk
Pernahkah kamu memperhatikan bahwa supermarket jarang memiliki jendela? Kalau pun ada, biasanya hanya di bagian depan saja. Padahal, di tempat lain, seperti kafe atau toko pakaian, jendela besar justru menjadi daya tarik. Kenapa begitu, ya?
Ada alasan menarik di balik desain minim jendela pada supermarket, bukan sekadar kebetulan, lho. Supermarket punya beberapa trik psikologis dan praktis untuk membuatmu betah belanja lebih lama. Mulai dari alasan pengawetan produk hingga pertimbangan keamanan, semuanya dirancang agar pengalaman belanja lebih “terkendali."
Begini beberapa alasan kenapa supermarket gak punya jendela yang bakal bikin kamu mengangguk-angguk.
1. Pembeli klebih fokus belanja dan tidak terganggu dunia luar

Supermarket sengaja menciptakan lingkungan yang terisolasi dari dunia luar. Menurut Andrei Vasilescu, pakar perilaku belanja, tujuan utamanya adalah membuatmu lupa waktu. Tanpa jendela, kamu gak akan terganggu oleh cuaca, sinar matahari, atau bahkan ingat bahwa ada hal lain di luar toko.
Dengan begitu, perhatianmu sepenuhnya tertuju pada rak-rak penuh produk. Teknik ini juga mencegah kamu sadar bahwa hari sudah sore atau malam, sehingga belanja jadi lebih lama.
2. Mencegah produk cepat rusak karena paparan sinar matahari

Beberapa makanan dan kemasan rentan rusak jika terkena sinar matahari langsung. Contohnya, sayuran bisa layu lebih cepat, sedangkan warna kemasan makanan bisa memudar. Di Jerman, sebuah cabang Aldi pernah mencoba menggunakan lebih banyak jendela, tapi produk seperti kue jahe malah meleleh karena panas.
Supermarket lebih memilih pencahayaan buatan yang bisa dikontrol ketat. Dengan begitu, produk tetap segar dan kemasan gak rusak sebelum dibeli.
3. Memaksimalkan ruang untuk display produk

Dinding luar supermarket biasanya didesain untuk menahan beban berat, seperti rak-rak berisi barang dalam jumlah besar. Margine Biswas, arsitek spesialis desain ritel, menjelaskan bahwa jendela justru mengurangi ruang yang bisa dipakai untuk menaruh produk.
Lebih jauh lagi, biaya pembuatan jendela besar juga lebih mahal dibanding dinding biasa. Retailer lebih memilih mengalokasikan anggaran untuk hal lain, seperti tata letak toko yang strategis.
4. Pertimbangan keamanan dan minim akses masuk

Jendela bisa menjadi titik rawan keamanan, terutama di malam hari ketika toko tutup. Margine Biswas menambahkan, minimnya jendela membantu mengurangi risiko perampokan atau akses tidak sah. Supermarket lebih memilih pintu terkontrol di area depan saja, sehingga lebih mudah diawasi.
5. Beberapa supermarket mulai bereksperimen dengan cahaya alami

Meski jarang, beberapa supermarket mencoba memasukkan lebih banyak cahaya alami. Sebuah studi dari National Renewable Energy Laboratory, menemukan bahwa cahaya alami membuat pengunjung lebih nyaman dan mudah mengenali produk serta orang di sekitarnya.
Namun, tantangannya tetap ada, seperti risiko kerusakan produk dan biaya tambahan untuk kaca anti-UV. Jadi, tren supermarket tanpa jendela masih dominan sampai sekarang.
Nah, sekarang kamu tahu alasan di balik minimnya jendela di supermarket, kan? Mulai dari trik psikologis hingga alasan praktis, semuanya dirancang untuk mendukung pengalaman belanja yang tanpa gangguan. Lain kali kamu belanja dan lupa waktu, ingat saja, bisa jadi itu karena gak ada jendela yang mengingatkanmu.