Kamu mungkin sering melihat berita tentang kebijakan yang tiba-tiba berubah setelah ramai diperbincangkan di media sosial. Kebijakan yang awalnya diterapkan dengan berbagai alasan, mendadak dikoreksi atau bahkan dibatalkan setelah mendapat tekanan publik. Masalahnya, pola ini terus berulang. Seolah pemerintah menunggu kebijakan viral dulu sebelum benar-benar mempertimbangkan dampaknya.
Fenomena ini semakin kentara ketika melihat bagaimana berbagai aturan, mulai dari harga BBM, PPKM, hingga distribusi gas LPG, mengalami perubahan setelah muncul reaksi besar dari masyarakat. Hal ini memunculkan pertanyaan, kenapa harus menunggu viral dulu baru ada perubahan? Bukankah seharusnya kebijakan dibuat dengan pertimbangan matang sejak awal? Nah, ada beberapa alasan mengapa viral based policy terus terjadi di Indonesia.
