Potret umat Islam menjalankan ibadah salat (unsplash.com/aldrinrachmanpradana)
Pada bulan Muharram, umat Muslim disunahkan untuk mengerjakan puasa Asyura, yakni berpuasa pada hari ke-10 bulan Muharram. Puasa Asyura menjadi momentum pembebasan Nabi Musa dan ditenggelamkannya Firaun, maka puasa Asyura dilaksanakan dalam rangka bersyukur. Hal ini sebagaimana hadis berikut:
Artinya: "Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata barang siapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa," (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengutip NU Online, keutamaan lain puasa Asyura adalah menghapus dosa setahun. hal ini sebagaimana hadis berikut:
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu," (HR. Muslim).
Selain puasa Asyura juga terdapat puasa Tasu'a, yakni puasa yang dikerjakan pada hari ke-9 bulan Muharram. Rasulullah menganjurkan bagi umat Muslim untuk melaksanakan puasa Tasu'a, berdasarkan hadis berikut ini:
Artinya: "Abdullah bin Abbas radliallahu ‘anhuma berkata saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 'Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).” Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat," (HR. Muslim).