14. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Yā ayyuhallażīna āmanū inna min azwājikum wa aulādikum 'aduwwal lakum faḥżarụhum, wa in ta'fụ wa taṣfaḥụ wa tagfirụ fa innallāha gafụrur raḥīm
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"
Dalam surat At-Tagabun ayat 14 ini, dijelaskan bahwa kedua orang tua pada hakikatnya memiliki kewajiban untuk mendidik serta memberikan kasih sayang kepada para anaknya dengan sabar. Anak merupakan insan yang terus tumbuh serta berkembang dan akan mengalami banyak perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun perilakunya untuk menuju kedewasaan.
15. اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
Innamā amwālukum wa aulādukum fitnah, wallāhu 'indahū ajrun 'aẓīm
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar."
Surat At-Tagabun ayat 15 ini juga menjelaskan bahwa orang tua memiliki kewajiban terhadap anak untuk mendidik dengan kasih sayang tanpa harus memarahinya. Sudah menjadi kewajiban bagi kedua orang tua untuk bersabar dalam hal mendidik, merawat dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya.