Hidup itu Bukan Hanya Sekadar Hidup, Tapi Kita Hidup di Dunia Haruslah Berilmu

“Kalau hidup hanya sekadar hidup, monyet di hutan juga hidup.”

Artikel #WorthyStory IDNtimes.com


 

Assalamu’alaikum, salam hangat untuk pembaca yang budiman dimanapun berada. Seakan tidak ada habisnya jika kita ngobrol bertopikkan “Ilmu”. Ya, kata itu sangatlah terdengar familiar. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan untuk tidak berilmu.

Ilmu adalah syarat mutlak hidup di dunia. Saya yakin lebih dari 50% pembaca artikel ini akan mulai bertanya-tanya ketika baru membaca judul artikel ini. Kenapa demikian? Silahkan baca artikel ini sampai akhir maka kamu akan temukan jawabannya disana.

Hidup itu Bukan Hanya Sekadar Hidup, Tapi Kita Hidup di Dunia Haruslah Berilmu grzeskowitz.de

Ada sebuah kitab (buku) berjudul Alala karangan Syeikh Muhammad Abu Baashir Ar-romawy yang mana kitab itu berbahasa Jawa dan ditulis dengan huruf Arab pegon. Pada salah satu baitnya bertuliskan,

“Wong duwe ngilmu urip langgeng sak wise mati. Dene adon-adone bosok nang ngisor bumi. Wong bodho mati hale mlaku nang dhuwur bumi. Dinyana wong kang urip nanging koyo wong mati”.

Yang kurang lebih jika di translasikan kedalam bahasa Indonesia adalah, “Orang yang berilmu akan tetap hidup setelah kematiannya. Walaupun tulang belulangnya membusuk di dalam bumi (tanah). Orang yang bodoh akan mati meski masih berjalan di atas bumi. Disangka orang yang masih hidup tetapi seperti orang mati”. Sekiranya, baru satu kali kita membaca mungkin sudah bisa langsung menyimpulkan apa isi yang terkandung dalam kutipan tersebut.

Perhatikan kalimat pertama dan kedua, di sana disebutkan bahwa, “Orang yang berilmu akan tetap hidup setelah kematiannya. Walaupun tulang belulangnya membusuk didalam bumi. Kenapa demikian?” Bukannya orang yang sudah mati tidak akan pernah hidup ke dunia lagi? Jawabannya simple, dia hidup kekal karena ilmunya. Ilmunyalah yang memberikan ruang kehidupan di dunia.

dm-player
Hidup itu Bukan Hanya Sekadar Hidup, Tapi Kita Hidup di Dunia Haruslah Berilmu wavesandwires.nl

Jika kita ditanya siapakah penemu telepon pasti kita akan menjawab Alexander Graham Bell. Orang yang berilmu akan meninggalkan bekas yang akan selalu di kenang oleh manusia walaupun dia telah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun silam. Itulah yang membuat orang berilmu “selalu hidup”. Namanya akan selalu disebut-sebut semua orang karena semasa hidupnya terasa membuat perubahan untuk dunia.

Pada kalimat ketiga dan keempat, Syeikh Muhammad menuliskan, orang yang bodoh akan mati meski masih berjalan diatas bumi. Disangka orang yang masih hidup tetapi seperti orang mati. Derajat seorang manusia sangat terlihat pada segi keilmuannya. Seseorang yang tak berilmu sudahlah pasti tidak bisa berbuat banyak di dunia.

Dia tidak akan berpikir untuk apa hidupnya di dunia, apa yang harus dilakukan di dunia dan apa yang akan terjadi setelah kematiannya. Itu semua karena hidupnya tidak diilmui, dia hidup hanya sekadar hidup.

Ada sebuah pepatah mengatakan “Kalau hidup hanya sekadar hidup, monyet dihutan juga hidup. Kalau bekerja hanya sekadar bekerja, kerbau disawah juga bekerja.” Itulah gambaran orang yang tak berilmu, hidupnya hanya sia-sia. Dia akan merasa masa bodoh saat melakukan hal baik atau buruk karena apa yang dilakukannya pun tidak di ilmui.

Hidup itu Bukan Hanya Sekadar Hidup, Tapi Kita Hidup di Dunia Haruslah Berilmu quotefancy.com

Ilmu bukan hanya pengetahuan, tetapi juga pemahaman dan penerapan. Itulah kenapa orang berilmu mempunyai derajat yang tinggi di mata manusia serta di hadapan Tuhannya. Setiap hal yang dilakukan didasari dengan ilmu sehingga tidak ada hal yang sia-sia dan hanya membuang waktu percuma seperti orang yang tidak berilmu.

Beruntunglah kalian, anak-anak yang berkesampatan untuk mengenyam pendidikan. Jangan pernah sia-siakan pendidikan kalian. Masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Semuanya kita sendiri yang menentukan dan kita sendiri yang akan merasakan hasilnya.

 

#WorthyStory

Topik:

Berita Terkini Lainnya