IDN Times/Febriyanti Revitasari
Masa SD dan SMP telah Ivan lalui di sekolah khusus untuk difabel. Saat itu, kondisi penglihatannya masih bisa dikatakan tergolong baik. Ia bahkan masih mampu bersepeda di jalanan sebagaimana anak-anak normal seusianya. Yang mengejutkan, ia nekat melanjutkan sekolah di SMA non-SLB atas keinginannya sendiri.
"Sewaktu SMA, saya berintegrasi atas keinginan pribadi," tuturnya. Bukan hal yang mudah, niatnya masuk sekolah umum mendapatkan banyak kontroversi.
"Mau integrasi dengan sekolah, minimal ada penolakan. Alasannya belum ada alatnya. Di situ, difabel netra dituntut harus bisa menjelaskan dengan logika yang tak terbantahkan," Ivan mengisahkan pengalamannya sendiri.
"Ketika datang ke sekolah, kenapa harus ditolak? Padahal dengan UUD, hak mendapatkan pendidikan untuk siapa saja," tegasnya sembari menggerak-gerakkan kedua bola matanya.
Melalui perjuangan dan perdebatan panjang, Ivan berhasil menembus penolakan bersekolah di sekolah umum. Tiga tahun berhasil ia rampungkan penuh suka dan duka. Tapi, keinginannya menuntut ilmu masih tinggi. Ia ingin meneruskan ilmunya lagi di jenjang kuliah.
"Terkadang, ada perguruan tinggi yang terang-terangan menolak kaum disabilitas," kata laki-laki yang juga senang mengutak-atik komputer di akhir pekan ini. Tapi kali ini, Ivan patut bersyukur. Sebab, kampus tempatnya berkuliah sudah pernah menerima mahasiswa tunanetra dan tidak menemui kendala khusus.
Dalam bergaul di lingkungan sekolah dan kampus, Ivan pun tidak memiliki kesulitan. Berbekal teknologi yang ia gunakan untuk mempermudah pembelajaran, kawan-kawannya tertarik padanya. Karena itu pula, ia memiliki teman yang setia dan tidak sungkan membantu di kala susah.
Ivan tercatat pernah menjadi mahasiswa di dua universitas. Pertama, di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung pada Program Pendidikan Khusus S1. Sayangnya, ia hanya sanggup mengikuti empat semester.
Masih ada harapan, Ivan justru menamatkan pendidikan sarjananya di STAI Siliwangi Bandung. Kali ini, agama jadi konsentrasi ilmunya, yaitu Jurusan Tarbiyah. Semenjak pendidikannya tuntas, ia resmi menyandang nama Ivan Suswandar, S.Pd.I.