ilustrasi masjid (pexels.com/trksami)
Kisah malam Lailatul Qadar dikaitkan dengan Nabi Syam’un Al-Ghazi, seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil. Meskipun namanya tidak termasuk dalam 25 nabi yang wajib diimani, kisahnya tetap dikenal, terutama karena hubungannya dengan malam Lailatul Qadar.
Dilansir NU Online, Nabi Syam’un berasal dari Gaza, Palestina, dan dikenal sebagai seorang hakim di Israel kuno. Ia memiliki kekuatan luar biasa dan dikaruniai mukjizat, seperti kemampuan melunakkan besi dan merobohkan bangunan. Dalam dakwahnya, ia berjuang melawan penyembahan berhala di Bani Israil, tetapi tidak memiliki satu pun pengikut.
Karena pengkhianatan istrinya, Nabi Syam’un ditangkap, disiksa, dan kehilangan kekuatannya. Namun, setelah memohon ampun kepada Allah SWT, kekuatannya dikembalikan sehingga ia dapat meruntuhkan istana yang menindasnya. Setelah kejadian itu, ia bersumpah untuk beribadah selama 1.000 bulan tanpa henti.
Ketika Rasulullah SAW menceritakan kisah Nabi Syam’un kepada para sahabat, mereka merasa takjub dan sedih karena merasa tidak mampu beribadah selama itu. Kemudian, Malaikat Jibril turun dengan wahyu Surah Al-Qadr, yang menjelaskan bahwa satu malam Lailatul Qadar lebih baik daripada 1.000 bulan ibadah. Rasulullah SAW pun menyampaikan bahwa siapa pun yang mendapatkan malam Lailatul Qadar akan memperoleh pahala ibadah yang lebih besar daripada amalan Nabi Syam’un selama 1.000 bulan.