Bayangkan jika setiap hari yang kita lalui harus diwarnai dengan rasa cemas karena kesulitan mendapatkan air bersih. Aktivitas sederhana seperti mandi, memasak, hingga mencuci pakaian berubah menjadi tantangan besar yang melelahkan, sementara kebutuhan untuk minum dan menjaga kebersihan tubuh pun sering kali tak terpenuhi.
Tanpa akses air yang cukup, segala aspek kehidupan menjadi lebih berat. Berbagai aspek kehidupan mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan akan terdampak. Hidup tanpa air yang cukup bukan hanya soal kehilangan kenyamanan, tetapi juga ancaman nyata pada keberlanjutan hidup manusia.
Ironisnya, fenomena krisis air ini masih banyak kita jumpai di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah Desa Ban, Karangasem, Bali. Pulai Dewata yang tersohor di mata internasional berkat pariwisatanya, ternyata juga menyimpan cerita pilu yang dialami oleh warga di Desa Ban.
Penderitaan yang dialami oleh warga Desa Ban ini mengetuk pintu hati seorang pemuda bernama Reza Riyady. Ia bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitas Bali Tersenyum ID melakukan sebuah inisiatif mulia, yaitu sebuah program bernama Sumber Air untuk Sesama (SAUS).
