Yuri saat bermain bas. (instagram.com/wahyuriramadhan)
Toleransi sering dianggap sebagai hal yang diperlukan penyandang disabilitas. Namun, Yuri memiliki perspektif lain. Menurut Yuri, toleransi untuk penyandang disabilitas termasuk dirinya boleh saja diberikan, tetapi jangan sampai berlebihan, dan perlu sesuai dengan porsinya.
Karena toleransi yang berlebihan membuat dirinya jadi sulit untuk menjadi pribadi yang terus berjuang, dan cenderung menjadi pribadi yang suka bersantai-santai. Yuri menambahkan, toleransi bisa diperlukan tetapi dalam bentuk tindakan dan perlakuan nyata, bukan hanya melalui kata-kata saja.
Yuri juga mengatakan keikutsertaan penyandang disabilitas dalam kegiatan sosial di masyarakat itu perlu, tak melulu harus ditoleransi. Misalnya saat warga di sekitar tempat tinggal mengadakan kerja bakti, maka sebaiknya jangan ragu untuk mengikutsertakan atau mengajak penyandang disabilitas. Karena bagi mereka itu bagian dari penerimaan dan juga perlakuan yang adil.
Nantinya, penyandang disabilitas akan menyesuaikan hal yang bisa mereka kerjakan sesuai kemampuan mereka. Yang terpenting adalah respon masyarakat untuk menganggap penyandang disabilitas tidak berbeda dengan orang lain. Keikutsertaan penyandang disabilitas dalam kegiatan itu penting bagi mereka untuk dianggap ada. Sehingga tercipta harmoni sosial yang sesungguhnya antar setiap masyarakat.
Yuri punya mimpi untuk bisa selalu menjaga keharmonisan sosial melalui bidang yang dia sukai, yaitu musik. Impian untuk merilis album, tur, dan hidup melalui musik terus dikerjarnya. Kisah Yuri bisa menjadi inspirasi bahwa penyandang disabilitas memiliki sudut pandang terhadap penerimaan sosial, keadilan, dan toleransi yang menarik diketahui semua orang. Sehingga keharmonisan bisa dijaga dan gak ada perasaan canggung lagi saat saling berinteraksi.