Kelompok Dambu Kahbrai membudidayakan anggrek endemik Papua di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Jayapura (Dok. Dambu Kahbrai)
Pada acara puncak Youth Conservation Competition yang digelar pada 13 Juni lalu, kelompok Dambu Kahbrai dinobatkan sebagai pemenang pertama berkat inisiatif mereka dalam membudidayakan anggrek endemik Papua secara berkelanjutan di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Jayapura.
Lewat pendekatan berbasis masyarakat, mereka mengajak petani lokal untuk beralih dari praktik pemetikan liar menuju budidaya yang ramah lingkungan.
Anggrek merupakan sumber pendapatan utama masyarakat setempat. Namun tanpa pengelolaan yang tepat, spesies ini akan terancam. Sejak 2021, Dambu Kahbrai mengembangkan metode budidaya tradisional seperti pemisahan rumpun dan keiki, serta kini mulai menjajaki teknik bioteknologi modern untuk mempercepat pertumbuhan bibit anggrek.
Dendrobium spectabile (Anggrek Kribo) hasil budidaya Kelompok Dambu Kahbrai (Dok. Zsazsafair)
Hingga saat ini, mereka telah berhasil mengidentifikasi dan membudidayakan 45 jenis anggrek endemik, sekaligus mendukung perekonomian masyarakat dengan menjual anggrek anakan tanpa mengganggu populasi induk di alam.
“Lewat kompetisi ini, saya bisa memperkenalkan lebih luas eksistensi Kelompok Dambu Kahbrai. Ini juga menjadi momen untuk belajar dan berkenalan dengan banyak pemuda hebat di bidang konservasi,” ujar Zsa Zsa Fairuztania, Pendamping Kelompok Dambu Kahbrai.
Zsa Zsa menambahkan bahwa hadiah yang mereka terima akan digunakan untuk studi banding ke pusat penangkaran anggrek di Malang, yang telah sukses menerapkan teknik bioteknologi dalam budidaya anggrek secara berkelanjutan.