Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi langganan Netflix (pexels.com/FreeStocks)
ilustrasi langganan Netflix (pexels.com/FreeStocks)

Intinya sih...

  • Pembayaran otomatis yang jarang diperiksa

  • Langganan kecil tapi banyak

  • Terlalu mudah berlangganan, susah untuk berhenti

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu merasa gaji baru masuk, tapi tahu-tahu saldo rekening sudah menyusut di pertengahan bulan? Padahal kalau ditelusuri, gak ada belanja besar, makan di luar pun biasa saja. Nah, bisa jadi salah satu penyebab tersembunyi yang sering luput dari perhatian adalah langganan aplikasi. 

Tanpa disadari, berbagai layanan digital yang kamu pakai tiap hari bisa menjadi sumber kebocoran finansial yang halus tapi konsisten, lho. Harga bulanannya memang terkesan murah, bahkan sering dimulai dari trial gratis. Akibatnya? Pengeluaran membengkak perlahan dan kamu baru sadar saat keuangan mulai seret. Berikut beberapa alasan mengapa langganan aplikasi bikin boros, bahkan tanpa kamu sadari!

1. Pembayaran otomatis yang jarang diperiksa

ilustrasi langganan (pexels.com/MarkusWinkler)

Salah satu jebakan paling umum dari langganan aplikasi adalah sistem pembayaran otomatis. Begitu kamu klik “langganan”, biaya akan langsung dipotong dari saldo rekening atau kartu kredit tiap bulan tanpa perlu konfirmasi lagi. Praktis, sih, tapi justru karena terlalu praktis itu, banyak orang jadi lupa kalau mereka masih membayar aplikasi tertentu.

Masalahnya, gak semua orang rajin cek riwayat transaksi tiap bulan. Kalau nominalnya kecil, misalnya Rp15 ribu atau Rp45 ribu, sering kali dianggap sepele. Namun coba deh lakukan beberapa bulan, ditambah langganan lain yang serupa, bisa jadi totalnya sampai ratusan ribu, lho. Kalau gak segera kamu cek dan bereskan, kebocoran ini bisa terus terjadi diam-diam sampai bikin kamu boros tanpa disadari.

2. Langganan kecil tapi banyak

ilustrasi aplikasi langganan (unsplash.com/RobHampson)

Langganan aplikasi biasanya terasa ringan di awal. Misalnya Rp9.000 untuk penyimpanan cloud, Rp19.000 buat dengerin musik tanpa iklan, Rp29.000 buat nonton film favorit. Kelihatannya murah, ya? Namun justru karena murah, banyak orang jadi mudah tergoda langganan banyak layanan sekaligus tanpa pikir panjang.

Masalahnya muncul ketika semua harga itu ditotal, jumlahnya bisa saja mengejutkan. Bayangkan saja kalau kamu langganan lima aplikasi berbeda, masing-masing sekitar Rp20-50 ribu per bulan. Tanpa disadari, kamu bisa menghabiskan lebih dari Rp200 ribu setiap bulan hanya untuk layanan digital. Dan itu belum termasuk aplikasi yang dipakai setahun sekali atau cuma iseng waktu trial. Cukup banyak boncosnya, kan?

3. Terlalu mudah berlangganan, susah untuk berhenti

ilustrasi langganan aplikasi (unsplash.com/NordWoodThemes)

Zaman sekarang ini, berlangganan aplikasi semudah satu klik saja. Kamu tinggal tekan tombol “Subscribe” atau “Langganan Sekarang”, dan langsung aktif. Bahkan beberapa aplikasi gak perlu masukkan data pembayaran manual karena sudah terhuubung ke Google Play, App Store, atau dompet digital. 

Proses yang super gampang tersebut bikin banyak orang jadi impulsif, langganan dulu baru mikir nanti. Namun giliran mau berhenti? Wah, ceritanya bisa berbeda, nih. Beberapa aplikasi menyembunyikan menu pembatalan di pengaturan yang ribet atau gak langsung kelihatan. Ada juga yang minta alasan panjang sebelum bisa unsubscribe. Ujung-ujungnya, pengeluaran terus jalan tanpa manfaat yang sepadan, kan?

4. Trial gratis yang menjebak

ilustrasi aplikasi langganan (unsplash.com/SaradasishPradhan)

Siapa sih yang gak suka gratisan? Banyak aplikasi pintar menarik pengguna baru dengan iming-iming trial gratis selama 7 hingga 30 hari. Di awal, kamu bisa menikmati semua fitur premium tanpa bayar sepeser pun. Namun ada satu hal penting yang sering dilupakan, yaitu kebanyakan trial ini otomatis berubah jadi langganan berbayar setelah masa percobaan selesai.

Masalah muncul setelah banyak orang yang gak sadar kapan trial-nya habis atau bahkan lupa pernah daftar. Karena sistemnya auto-renew, aplikasi langsung memotong saldo atau kartu kredit tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Waspadai hal ini, kalau kamu gak rajin ngecek, bisa-bisa tagihan itu terus berjalan hingga berbulan-bulan. Ngeri banget, kan?

5. Kurangnya evaluasi penggunaan aplikasi

ilustrasi aplikasi (unsplash.com/RamiAlZayat)

Salah satu alasan kenapa langganan aplikasi bisa bikin boros adalah karena kamu jarang mengevaluasi penggunaannya. Awalnya tuh semangat banget pakai aplikasi edit video atau belajar bahasa. Namun seiring waktu, kesibukan datang dan aplikasi tersebut mulai dilupakan. Sayangnya, walau sudah jarang dipakai, biaya langganannya tetap jalan terus tiap bulan tanpa kita sadari.

Mungkin banyak orang juga merasa ‘sayang’ untuk membatalkan langganan meski sudah gak kepakai. Padahal kalau dihitung-hitung, itu sama saja dengan buang uang. Coba deh mulai biasakan cek secara rutin tentang aplikasi mana yang benar-benar kamu pakai setiap minggu. Atau pun mana yang nganggur dan gak kamu pakai. Evaluasi sederhana seperti ini bisa bikin kamu memotong pengeluaran yang tidak perlu itu.

Langganan aplikasi itu sebenarnya gak salah, kok. Justru banyak dari layanan itu sangat membantu aktivitas atau pekerjaan kamu. Tapi seperti halnya pengeluaran lain, semua harus dikontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai kamu membayar sesuatu setiap bulan hanya karena lupa membatalkannya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team