I Gede Merta Yoga Pratama, founder Fish Go (Instagram.com/mertayogapr)
Tidak mandek di aplikasi, Yoga Pratama dan timnya juga berusaha melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk lain juga. Selain fokus pada tujuan Fish Go untuk mendapat SNI, ia juga menginisiasi gerakan pemberdayaan perempuan yaitu para istri nelayan.
"Ikan-ikan hasil tangkapan itu saya buatkan kemasan, diajarin ini ibu-ibunya ngolah. Jadi ada selain teknologi, kita juga empowering woman, untuk istri-istri nelayan," tuturnya. "Kulit ikan tuh kan limbah di sini ya, untuk ikan-ikan tuna. Kulitnya dibuang-buang tuh, nah itu kita ajarin untuk jadi diolah jadi keripik kulit ikan, terus kami bikin kemasannya," sambungnya.
Sayangnya, karena Fish Go masih harus fokus di teknologi, ia mengakui belum ada tenaga marketing yang kokoh di program ini. Sehingga, mereka masih sering mencari partner, seperti mahasiswa magang yang mau memasarkan produk hingga mengajarkan ilmu baru kepada para ibu-ibu nelayan.
Fish Go sendiri sebenarnya tidak hanya bermanfaat buat komunitas nelayan di daerah Yoga, tapi bagi dirinya sendiri. Ia mengaku bisa mendapat beasiswa S2 yang thesis-nya membahas aplikasi tersebut. Ia juga mendapat pendidikan gratis keluar negeri hingga diundang ke beberapa event internasional. Yang terbaru, ia menjadi salah satu sosok yang diganjar apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 dari ASTRA.
Di ajang penghargaan ini Yoga merasa tak sendiri, dipandang, dan diwadahi. Ia mengaku senang bertemu anak-anak muda inspiratif dari seluruh Indonesia. Astra juga diakuinya sangat membantu dari sisi eksposur dan pendanaan karena Fish Go sendiri belum memanfaatkan sosial media dan kurang fokus pada marketing dan pemasaran.
Langkah masih panjang, Yoga Pratama dan Fish Go masih punya banyak misi yang ingin dicapai di masa depan. Semoga kisah briliannya bisa menularkan semangat perubahan di benak-benak muda-mudi Indonesia senusantara.