Teknologi saat ini gak hanya mengubah cara kita berbicara dan bekerja, tetapi juga berperan penting dalam mewujudkan keadilan sosial. Dengan smartphone, media sosial, dan internet menjadi bagian dari hidup sehari-hari, generasi modern lahir dan berkembang. Namun, pernahkah kamu berpikir, apakah teknologi yang nyaman dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk para difabel, tanpa melupakan keberlanjutan lingkungan?
Isu ini berlaku di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Lebih dari 1,3 miliar orang, atau 16 persen populasi global, hidup dengan difabel, sebagian besar di negara berkembang, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Data dari Kemenko PMK menunjukkan bahwa ada 22,97 juta difabel di Indonesia, yang merupakan sekitar 8,5 persen dari populasi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa memasukkan teknologi bukan hanya "opsi tambahan", tetapi kebutuhan utama jika kita ingin masa depan yang benar-benar ramah bagi semua orang.