Lawan Depresi, 10 Kutipan Menohok Buku 'Alasan untuk puTetap Hidup'

“Depresi itu misterius, bahkan bagi para penderitanya.” Itulah, sepenggal kalimat Matt Haig yang tertulis di dalam buku berjudul asli Reasons to Stay Alive yang berjumlah sekitar 264 halaman. Buku tersebut berisikan tentang perjalanan hidup penulis dalam upaya melawan penyakit depresi yang dialaminya, hingga mencapai pada titik kesembuhan berkat dorongan dari orang terkasih serta kemauan keras untuk bangkit kembali.
Menariknya, buku ini menggambarkan perjuangan hidupnya secara detail, sekaligus mampu membuat para pembaca terpikat atas berbagai tips alasan untuk tetap hidup yang bisa dibilang cukup sederhana dan tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Nah, pada artikel kali ini, akan mengulik tentang sepuluh kutipan buku international bestseller tersebut yang dapat mengoyak batin, terutama bagi para penderita depresi. Yuk, langsung intip aja!
1. Penderitaan tidak akan berlangsung selamanya
Tidak ada yang berlangsung selamanya. Penderitaan ini tidak akan menetap. Penderitaan berkata dia akan menetap. Itu bohong. Abaikan saja. Penderitaan adalah utang yang akan dibayar dengan waktu.
Saat kita berpikir terus-menerus bahwa kita akan menderita sepanjang waktu dan nasib buruk seolah menjadi teman akrab, ternyata kita telah salah penilaian. Ketahuilah, bahwa suka dan duka saling bersahutan, ketika suka menemani, duka hanya sedang nyenyak tidur di pembaringan.
2. Penderita depresi kerap ingin mati, namun itu tidaklah benar!
Saya ingin mati. Tidak. Itu tidak sepenuhnya benar. Saya bukannya ingin mati, saya hanya tidak ingin hidup. Saya takut mati. Dan orang yang bisa mati hanyalah orang yang pernah hidup. Saya ingin menjadi salah satu dari mereka. Harapan klasik, berharap tidak pernah dilahirkan. Berharap menjadi salah satu dari tiga ratus juta sperma yang tidak berhasil.
Bagi para penderita depresi mungkin, setiap harinya kerap dicekoki keinginan untuk mati, padahal itu tidak sepenuhnya benar, mereka hanya ingin hidup ringan tanpa adanya kecemasan yang berlebihan.
3. Gejala depresi identik dengan tidak melihat adanya harapan
Salah satu gejala utama depresi adalah tidak melihat adanya harapan. Atau masa depan. Jangankan melihat cahaya di ujung terowongan, kamu bahkan merasa kedua ujung terowongan itu tertutup rapat dan kamu terjebak di dalamnya.
Kerap terselimuti oleh pikiran ingin mati, salah satu faktor pendorongnya adalah tidak melihat adanya harapan. Walaupun, melihat secercah harapan, seolah itu hanya berisi oleh kebohongan belaka saja.
4. Hanya ada satu jalan saat ingin merasa bunuh diri
Segala sesuatu tidak akan bertambah buruk. Kamu ingin bunuh diri. Itu sudah titik terendah. Dari titik itu, yang ada hanyalah jalan untuk naik.
Tidak mau mati, namun tetap ingin menjalankan hidup, sementara tawaran untuk bunuh diri selalu datang dalam setiap harinya. Tenang, hanya tersedia satu jalan yaitu adanya keberanian kuat untuk bangkit melawan penyakit depresi tersebut.
5. Langkah sederhana dalam rangka penyembuhan penyakit depresi
Depresi bukanlah diri kamu. Depresi hanyalah sesuatu yang terjadi pada diri kamu. Depresi kadang bisa reda dengan bicara. Dengan kata-kata. Rasa nyaman. Dukungan. Butuh lebih dari satu dekade bagi saya untuk bisa berbicara tentang pengalaman saya dengan terbuka dan gamblang pada orang-orang. Saya dengan cepat menyadari bahwa berbicara sudah merupakan terapi. Saat kita berbicara, harapan pun mulai ada.
Berbicara menjadi salah satu pengobatan sederhana bagi penderita depresi. Dengan berbicara, perasaan bakal menjadi plong seketika dan paling penting tidak lagi menganggap hidup ini hanya penuh dengan kesia-sian belaka.
6. Pemahaman keliru dari penderita depresi
Ketika kamu depresi, kamu merasa sendirian dan merasa tidak ada seorang pun yang memahami apa yang kamu alami. Kamu begitu takut terlihat gila sehingga kamu menyembunyikan segalanya di dalam.
Jelas ini salah besar, seharusnya kita tidak terus membiarkan pikiran membunuh kebahagian-kebahagiaan yang sudah tercipta pada hari ini. Sebab, pahamilah bahwasannya keluarga dan sahabat adalah support system terbaik di dunia. Jadi, jangan pernah takut berbagi rasa lagi dengannya.
7. Percayalah, di tengah kepedihan pasti ada kebahagiaan di dalamnya
Tapi cukup menenangkan untuk mengetahui bahwa kesenangan bukan hanya hadir sebagai kompensasi bagi kepedihan, tapi kesenangan juga bisa tumbuh dari kepedihan.
Seringkali orang berkata "badai pasti berlalu", padahal di tengah kepungan badai pun kita bisa merasakan kelegaan sekaligus kesenangan hati.
8. Menulis dan membaca menjadi pengobatan Matt Haig lawan depresi
Berbicara tentang depresi kepada orang lain dan menulis tentang hal itu akan membuat kita terhubung dengan satu sama lain, dan juga dengan diri kita yang sejati.
Matt Haig dalam upaya jerih payahnya, guna menyembuhkan penyakit depresinya yakni dengan melalui kegiatan membaca atau pun menulis. Sungguh, sesederhana itu.
9. Jangan terlalu pusing-pusing, memikirkan perihal kejadian di dunia
Tidak ada yang akan membuat kamu merasa kecil dan biasa-biasa saja selain melihat bahwa meskipun ada transformasi yang sebegitu hebatnya di benak kamu, dunia tetap berlangsung seperti biasa, tidak tahu apa-apa. Namun, tidak ada yang lebih membebaskan daripada kesadaran itu, kesadaran menerima diri kamu yang kecil di dunia ini.
Berhentilah berpikiran berlebihan, jangan terlalu memusingkan kehidupan di dunia, sebab itu terlalu rumit, jalani saja, biarkan apa pun gerangan yang bakal terjadi.
10. Sisi lain dari kegagalan
Kadang-kadang, pada jalur menuju kesembuhan yang berbatu-batu dan berangin kencang, apa yang tampak sebagai kegagalan sebenarnya adalah langkah maju.
Lagi-lagi, kegagalan selalu dianggap buruk. Padahal, konkritnya, dari kegagalan kita bisa belajar tentang arti kebermaknaan dalam hidup.
Well, gimana nih, respon kalian setelah membaca kutipan pilihan dari buku Alasan Untuk Tetap Hidup di atas? Mendadak perasaan jadi langsung lega, 'kan?
Oh iya, buat kalian yang penasaran sama kedahsyatan dari isi bukunya, tenang, bisa kalian dapatkan di gerai toko buku maupun di situs marketplace, ya. Atau, kalau mau mendapatkannya secara gratis, tersedia juga di aplikasi Ipusnas, lho.