Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Hari Raya Waisak (freepik.com/freepik)
Ilustrasi Hari Raya Waisak (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Waisak adalah momen suci umat Buddha, mengajarkan spiritualitas, cinta kasih, dan pembersihan batin.
  • Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama.
  • Perayaan Waisak di Indonesia memiliki sejarah panjang dan berkembang, dengan tradisi prosesi dari Candi Mendut ke Borobudur.

Hari Raya Waisak merupakan momen paling suci bagi umat Buddha yang dirayakan setiap tahun dengan penuh penghormatan dan ketenangan. Tak hanya sekadar perayaan, Waisak memiliki makna spiritual mendalam yang mengingatkan akan ajaran Sang Buddha.

Perayaan ini juga menjadi waktu untuk merenung, membersihkan batin, dan menyebarkan cinta kasih kepada sesama makhluk. Tapi, tahukah kamu bagaimana sejarah Waisak bermula dan mengapa tanggal perayaannya selalu berbeda setiap tahun?

1. Tiga peristiwa suci yang dikenang dalam satu hari

Ilustrasi Hari Raya Waisak (freepik.com/Wiroj Sidhisoradej)

Hari Raya Waisak dikenal juga dengan sebutan Trisuci Waisak karena memperingati tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi pada hari purnama bulan Waisak menurut kalender lunar. Tiga peristiwa tersebut adalah kelahiran Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini, pencapaian pencerahan atau Bodhi di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, dan wafatnya Siddhartha sebagai Buddha Gautama di Kusinara.

Ketiga momen ini jadi simbol perjalanan spiritual yang lengkap, dari awal kehidupan, pencapaian kebijaksanaan, hingga kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Dalam buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti (2021), Taram Jimo menjelaskan bahwa Waisak adalah saat istimewa untuk merenungkan penderitaan manusia, jalan menuju kebahagiaan sejati, serta pentingnya membebaskan diri dari nafsu dan kebencian.

2. Jejak sejarah dan tradisi waisak di Indonesia

Ilustrasi Hari Raya Waisak (freepik.com/jcomp)

Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia memiliki sejarah panjang dan berkembang dari waktu ke waktu. Catatan sejarah menunjukkan bahwa umat Buddha di Nusantara telah merayakan Waisak sejak era kerajaan kuno, meskipun dalam bentuk yang lebih sederhana. Namun seiring waktu, Waisak di Indonesia kini dikenal sebagai salah satu perayaan keagamaan yang khas dan meriah.

Salah satu tradisi paling terkenal di Indonesia adalah prosesi Waisak dari Candi Mendut ke Borobudur. Ribuan umat Buddha berjalan kaki dalam suasana khidmat sambil membawa api dharma dan air suci. Prosesi ini dikenal dengan istilah pradaksina, yaitu mengelilingi candi searah jarum jam sebagai bentuk penghormatan kepada Triratna: Buddha, Dhamma (ajaran), dan Sangha (komunitas).

Puncak acara biasanya ditandai dengan pelepasan ribuan lampion ke langit malam, sebuah simbol harapan, doa, dan pelepasan ego. Tradisi ini tidak hanya jadi daya tarik spiritual, tetapi juga budaya dan pariwisata yang membawa masyarakat lintas keyakinan ikut merasakan damainya semangat Waisak.

3. Nilai spiritual dan aksi nyata yang menyentuh kehidupan

Ilustrasi Hari Raya Waisak (freepik.com/freepik)

Selain prosesi keagamaan, Hari Raya Waisak mengandung nilai-nilai spiritual mendalam yang menyentuh berbagai aspek kehidupan. Umat Buddha menjadikan momen ini untuk memperkuat praktik meditasi, memperbaiki hubungan antar sesama, dan menumbuhkan sikap welas asih terhadap semua makhluk.

Menurut penjelasan Kementerian Agama Republik Indonesia, Waisak adalah momentum untuk mempraktikkan metta (cinta kasih), karuna (kasih sayang), dan mudita (sukacita atas kebahagiaan orang lain). Umat Buddha juga dianjurkan untuk melaksanakan kegiatan sosial seperti donor darah, pembagian makanan vegetarian, dan kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo. Semua ini merupakan bentuk nyata dari ajaran Buddha yang tidak hanya ditanamkan di hati, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan.

 

Hari Raya Waisak adalah momen penting untuk merenung dan menebarkan kebaikan. Semangatnya mengajak kita hidup lebih damai, penuh kasih, dan sadar akan makna kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team