Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hari Raya Waisak Agama Buddha dan Maknanya yang Mendalam

Ilustrasi Hari Waisak (pexels.com/pixabay)
Intinya sih...
  • Hari Waisak adalah momen sakral umat Buddha yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama.
  • Perayaan Waisak diatur berdasarkan penanggalan lunar dan diperingati secara serentak di seluruh dunia sejak 1950.
  • Waisak bukan hanya perayaan spiritual, tetapi juga mengajak untuk mengaplikasikan ajaran Buddha dalam kehidupan nyata.

Setiap tahunnya, Hari Waisak tercantum sebagai hari libur nasional di Indonesia. Tanggal perayaannya bisa berbeda-beda karena mengikuti penanggalan lunar dan biasanya jatuh saat bulan purnama. Namun, gak semua orang tahu Waisak itu sebenarnya hari suci umat apa dan apa makna yang terkandung di dalamnya.

Bagi umat Buddha, Waisak adalah momen yang sangat sakral karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Di balik prosesi dan tradisinya, Waisak menyimpan nilai-nilai luhur yang bisa menjadi inspirasi bagi siapa aja, tanpa memandang latar belakang agama. Yuk, kita bahas!

1. Waisak, perayaan dalam agama Buddha

Ilustrasi Buddha (unsplash.com/callmekloud)

Setiap agama memiliki hari perayaannya masing-masing. Bagi umat Buddha, hari suci tersebut dikenal dengan nama Waisak atau Vesak Day. Hari raya ini diperingati setiap tahun berdasarkan penanggalan lunar (bulan) dan biasanya jatuh pada bulan purnama di bulan Waisak (Vesakha). Pada tahun 2025, Hari Raya Waisak akan jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025.

Waisak, yang juga dikenal dengan sebutan Tri Suci Waisak, memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya (Parinibbana). Ketiga momen ini jadi landasan spiritual yang sangat bermakna bagi umat Buddha di seluruh dunia.

2. Perayaan Hari Waisak

Perayaan Hari Waisak (unsplash.com/capturelight)

Keputusan untuk merayakan Tri Suci Waisak secara serentak di seluruh dunia, ditetapkan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists atau WFB) yang pertama kali diselenggarakan di Sri Lanka pada tahun 1950. Sebelumnya, ketiga peristiwa suci ini diperingati secara terpisah hingga akhirnya disatukan menjadi satu perayaan besar bernama Tri Suci Waisak.

Dalam perayaannya, umat Buddha biasanya melakukan ibadah di vihara, bermeditasi, serta mengikuti prosesi sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan Buddha. Selain itu, rangkaian Waisak juga kerap mencakup kegiatan simbolis seperti pelepasan hewan, yang melambangkan penghormatan terhadap kehidupan dan alam. Umat Buddha juga menyalakan lilin atau lampion sebagai simbol pencerahan dan harapan spiritual.

3. Makna mendalam di balik perayaan Waisak

Makna hari waisak (unsplash.com/jessica_rigollot)

Meskipun Hari Waisak merupakan hari suci bagi umat Buddha, perayaan ini tidak hanya dimaknai sebagai momen spiritual keagamaan semata. Lebih dari itu, Waisak juga jadi bagian dari gerakan kolektif untuk melatih diri dan memperkuat praktik Dharma dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perayaannya, umat Buddha diajak untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha mengenai pencerahan, kedamaian, dan pembebasan dari penderitaan. Nilai-nilai kehidupan seperti kasih sayang, welas asih, dan kebijaksanaan jadi pedoman utama yang terus dihidupkan dalam setiap tindakan.

Selain sebagai perayaan spiritual, Waisak juga menciptakan ruang pertemuan antara nilai-nilai sakral dan aksi sosial. Umat Buddha diingatkan untuk menerapkan ajaran Buddha dalam konteks kehidupan nyata, menjembatani spiritualitas dengan kemanusiaan.

Secara universal, meskipun Waisak merupakan perayaan keagamaan umat Buddha, momen ini juga mengajak kita semua untuk menghargai keberagaman serta menumbuhkan nilai-nilai universal yang diajarkan oleh berbagai agama dan kepercayaan.

Itulah sekilas tentang Waisak. Bukan hanya hari suci bagi umat Buddha, tetapi juga pengingat bagi kita semua tentang pentingnya hidup dalam kedamaian, kasih sayang, dan kebijaksanaan!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
Putri Aisya
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us