Ilustrasi melabeli seseorang (pexels.com/cottonbro studio)
Beberapa orang mungkin membenarkan label pick me girl sebagai cara masyarakat kita melawan stereotip gender. Misalnya, hanya karena seorang perempuan senang menonton olahraga dan benci merawat kukunya, bukan berarti ia bertingkah seperti pick me girl. Ia mungkin benar-benar menikmati hal-hal tersebut dan tidak perlu malu. Label seperti ini menyulitkan siapa pun untuk berperilaku autentik karena label tersebut menciptakan rasa takut dikotak-kotakkan atau tidak cocok.
Selain itu, bagi mereka yang sengaja bersikap seperti pick me girl, seringkali bermula dari kurangnya rasa percaya diri, keterbatasan identitas, ketidakdewasaan, tekanan media, dan budaya untuk menarik perhatian pria dan mendapatkan validasi mereka.
Oleh karena itu, daripada membenci seseorang karena menjadi pick me girl, akan lebih produktif jika kita memfokuskan upaya kita untuk menghapus label dan saling mendukung, daripada mengadu domba perempuan.
Perempuan perlu meningkatkan nilai dan harga dirinya, serta belajar menjadi diri sendiri. Ini akan membuat nyaman menjadi diri sendiri, dan pada akhirnya mudah diterima di lingkungan. Dukungan sesama perempuan untuk meningkatkan value juga sangat penting, daripada melabeli seseorang dengan istilah-istilah tertentu. So, semoga jadi bahan bacaan yang bermanfaat, ya!