4 Tips Sosok Pick Me yang Bijak, Haus Pujian Tanpa Menjatuhkan Orang!

Menjadi sosok pick me bisa diartikan ingin selalu jadi sorotan yang mencuri perhatian publik. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan kepribadian tersebut, selagi tidak merugikan pihak lain.
Ya, sah-sah saja untuk kamu hobi curi atensi, asalkan tidak dengan tidak menjatuhkan orang lain. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk menjadi sosok pick me yang bijak? Langsung saja simak sederet ulasan tips lengkap dengan batasannya berikut ini.
1. Punya prestasi untuk curi atensi

Gak ada asap kalau gak ada api, maka gak ada sorotan jika tak ada sensasi. Kalau mau jadi pusat perhatian publik, miliki sebuah prestasi yang bisa menjadi titik atensi sekitarmu.
Bukan sebaliknya, mencuri atensi dengan cara merendah untuk meroket. Bahkan, membandingkan diri dengan orang lain hanya untuk terlihat lebih baik.
Jadilah bijak, kalau mau curi atensi yang positif, maka sumbernya juga harus positif. Terlebih, sumbernya dari dirimu sendiri, bukan dengan mengorbankan pihak lain, ya.
2. Membandingkan diri yang lebih baik dari masa lalu untuk mendapat pujian

Alih-alih mengatakan kenapa si A bisa gak suka baca buku padahal kamu usaha keras biar gak mengantuk saat baca buku. Sampai-sampai sekarang bisa terbiasa, bahkan kalau sehari gak baca buku rasanya ada yang kurang, rasanya selalu haus ilmu.
Lebih baik diganti menjadi dahulu kamu gak suka baca tapi karena berusaha keras akhirnya bisa karena terbiasa. Sama-sama tujuannya membahas perubahan diri yang menjadi lebih baik dibandingkan dengan masa lalu, tapi pengemasannya jauh berbeda.
Bijaknya, kalau kamu mau dipuji karena perubahanmu yang luar biasa, ya sudah fokus saja pada dirimu sendiri, gak usah melibatkan orang lain. Gak perlu membandingkan diri dengan pihak lain seolah mereka salah, buruk, dan kamu lah yang paling sempurna.
3. Show off tanpa menjatuhkan orang lain

Pick me dan show off itu bak satu kesatuan utuh yang gak bisa terpisahkan. Baik pamer secara tersirat maupun tersurat, gak ada salahnya, asalkan tahu batasannya, yakni tidak dengan cara menjatuhkan pihak lain.
Ya, kamu bebas untuk unjuk diri terkait ini dan itu, haus validasi akan dimensi ini dan itu. Tapi, di balik hak kebebasan tersebut ada sebuah kewajiban untuk tidak merendahkan orang lain hanya untuk membuatmu jadi tinggi.
Bukankah kamu tidak ingin ingin direndahkan oleh orang lain? Jadi, bijaknya imbagi hak dan kewajibanmi. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, ya.
4. Cari circle pertemanan yang cocok dan mendukung

Puncaknya, untuk bisa terus memelihara sikap pick me versi yang punya batasan positif, kamu perlu punya circle pertemanan yang mendukung. Yakni, teman yang mengenal baik dirimu, kebutuhan emosionalmu akan menjadi sorotan publik yang haus pujian dan validasi.
Tentunya, temanmu itu tahu bahwa kamu tidak akan di luar batas dengan menjatuhkan orang lain. Dengan begitu, sedikit banyak temanmu bisa mengisi emosional yang kamu butuhkan. Mulai dari gemar memberikanmu pujian, memberikanmu ruang untuk unjuk diri, pun setidaknya sekadar memberikan dukungan.
Belajar dari sosok pick me, nyatanya segala sesuatu jika dilihat dari kacamata yang negatif, tentu semuanya terasa salah, ya. Dengan kata lain, tidak apa untuk menjadi pick me dalam batasan positif, hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional diri yang haus akan atensi. Bukan mencuri atensi yang menghalalkan segala cara, termasuk menjatuhkan orang lain hanya untuk meninggikan dirimu sendiri, ya!