ilustrasi orang berdoa (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Kamu juga harus hati-hati ya dalam menyandarkan segala urusan dalam hidup! Beberapa dari kita mungkin pernah, baik secara sengaja atau pun tidak sengaja justru menganggap segala hal yang terjadi bukan karena kehendak Tuhan. Kita lalai menilai bahwa segala musibah, kesenangan, kesedihan, rezeki dan lain sebagainya sejatinya berasal dari satu sumber, yakni Allah swt.
Bentuk tawakal yang keliru dapat berupa menyandarkan segala urusan dan keinginan serta memercayai dengan sepenuh hati kepada selain Allah swt, misalnya menginginkan seorang anak melalui dukun atau ustadz. Hal semacam ini dapat tergolong sebagai perbuatan syirik yang berakibat dosa besar. Bentuk tawakal lainnya yang juga keliru ialah ketika seseorang menganggap bahwa sebuah sebab dalam hidup terjadi semata-mata karena orang lain.
Contoh, ketika seorang cancer survivor meyakini kesembuhannya terjadi karena usaha dari para dokter di rumah sakit dan melupakan campur tangan Tuhan. Atau ketika seorang pelajar meyakini nilai bagus yang diperoleh semata-mata akibat guru yang sudah mengajarnya.
Keyakinan-keyakinan seperti itu dapat menjadi awal mula kita melupakan kuasa Tuhan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalankan segala amalan-amalan yang diperintahkan. Agar kita mampu mengingatnya dalam kondisi apa pun itu.
Nah, sampai sini kamu udah lebih paham bukan tentang konsep tawakal?