Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Jangan merasa bersalah karena menjaga diri sendiri. Menjaga privasi dan mentalmu bukanlah tindakan egois.

  • Tetap tenang saat menghadapi emosi orang lain. Reaksi mereka adalah cerminan ekspektasi mereka, bukan kesalahanmu.

  • Gunakan komunikasi yang jelas dan empatik. Komunikasi empatik akan mengurangi potensi konflik.

Menetapkan batasan dalam hidup itu tanda kamu mulai menghargai diri sendiri. Sayangnya, gak semua orang akan senang dengan keputusan itu. Ada saja yang merasa tersinggung, kecewa, bahkan marah saat kamu berani bilang “tidak” demi menjaga kesehatan mental dan hubungan sehat.

Batasan itu bukan tembok untuk menjauhkan orang lain, melainkan pagar agar hubungan lebih seimbang. Namun, menghadapi reaksi negatif dari orang sekitar bisa bikin ragu dan ingin mundur. Supaya gak terseret emosi, yuk, simak lima cara menghadapi reaksi negatif usai menetapkan batasan!

1. Jangan merasa bersalah karena menjaga diri sendiri

ilustrasi perempuan rileks (freepik.com/freepik)

Wajar kalau orang lain kaget atau gak terima saat kamu mulai menetapkan batasan. Apalagi jika sebelumnya kamu cenderung people pleasing dan selalu mengiyakan permintaan mereka. Ingat, menjaga privasi dan mentalmu bukanlah tindakan egois.

Rasa bersalah cuma akan membuatmu kembali pada pola lama yang melelahkan. Kamu berhak untuk istirahat dan memilih apa yang sesuai dengan energimu. Jika kamu sendiri tidak menghargai batasan itu, orang lain juga akan lebih mudah melanggarnya.

2. Tetap tenang saat menghadapi emosi orang lain

ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/jcomp)

Orang mungkin akan bereaksi keras saat mendengar jawaban tegasmu. Bisa saja mereka marah, kecewa, atau mencoba memanipulasi supaya kamu berubah pikiran. Jangan terburu-buru membalas dengan nada tinggi karena itu hanya memperburuk situasi.

Tarik napas dalam dan ingatkan dirimu bahwa reaksi mereka adalah cerminan ekspektasi mereka, bukan kesalahanmu. Dengan tetap tenang, kamu memberi sinyal bahwa batasanmu bukan untuk diperdebatkan. Sikap konsisten ini justru akan membuat orang lebih menghormati keputusanmu.

3. Gunakan komunikasi yang jelas dan empatik

ilustrasi mengobrol dengan teman (freepik.com/prostooleh)

Menolak bukan berarti harus dingin atau kasar. Kamu bisa menyampaikan alasan dengan tenang, singkat, dan jelas tanpa merasa perlu membela diri. Misalnya, “Aku butuh waktu sendiri dulu” atau “Aku belum bisa mengambil tanggung jawab itu.”

Komunikasi empatik akan mengurangi potensi konflik. Orang yang rasional biasanya akan menghargai kejujuranmu. Dengan begitu, batasanmu tetap berdiri tanpa harus menciptakan drama yang gak perlu.

4. Jangan terlalu menjelaskan keputusanmu

ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/freepik)

Saat ada yang menentang, kita sering merasa perlu menjelaskan panjang lebar agar mereka paham. Padahal, penjelasan berlebihan justru bisa membuatmu terlihat ragu. Kamu gak wajib memberikan pembenaran yang detail tentang setiap batasan yang kamu buat.

Cukup jelaskan garis besar alasannya dengan tegas dan percaya diri. Orang yang menghargai dirimu akan menerima meski gak diberi alasan panjang. Ini juga membantu personal branding otentik karena kamu menunjukkan ketegasan tanpa kehilangan sisi hangatmu.

5. Fokus pada tujuan utama, bukan reaksi orang

ilustrasi perempuan me time (freepik.com/freepik)

Batasan yang kamu buat bertujuan melindungi diri dari kelelahan mental dan hubungan yang toxic. Jadi, jangan biarkan komentar negatif membuatmu goyah. Ingat kembali alasan kenapa kamu perlu menjaga ruang dan energimu.

Saat fokusmu jelas, reaksi negatif orang lain tidak akan terlalu mempengaruhi keputusanmu. Kamu akan lebih mudah konsisten dengan batasan, baik itu di dunia nyata maupun di media sosial. Ini cara terbaik untuk menjadi diri sendiri tanpa kehilangan rasa damai.

Menetapkan batasan dan menghadapi reaksi negatif usai menetapkan batasan memang gak mudah. Meski begitu, kamu berhak menjaga ruang pribadi dan hidup dengan cara yang sehat untuk mentalmu. Yuk, tetap konsisten dengan batasanmu karena itu adalah langkah penting menuju hubungan yang lebih tulus dan seimbang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team