5 Alasan Harus Menjauh dari Media Sosial saat Pikiran sedang Kacau

Banyak sebab pikiran terasa kacau. Mungkin berasal dari permasalahan yang belum tuntas. Sekaligus dihadapkan kekecewaan atas realita yang tidak sesuai ekspektasi. Ketika pikiran sedang kacau, seringkali kita menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial.
Padahal di saat seperti ini kita harus menghindar dari keterlibatan dunia maya. Termasuk berbagai platform media sosial yang dimiliki. Menjauh dari media sosial saat pikiran sedang kacau tak sekadar upaya mencari ketenangan, ada sederet lima alasan kuat di baliknya.
1. Mencegah diri sendiri terjebak dalam dunia maya

Media sosial yang menjelma menjadi kebutuhan bagi generasi muda. Bukan hanya sarana berinteraksi satu sama lain. Namun juga menjelma menjadi sarana hiburan sekaligus wadah aktualisasi. Tapi pada saat pikiran sedang kacau, alangkah baiknya kita menghindar dari keseruan media sosial.
Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah diri sendiri terjebak dalam kehidupan dunia maya. Ketika pikiran sedang kacau, seseorang cenderung mengisolasi dari lingkungan sekitar. Dengan menghabiskan waktu di media sosial, turut mendukung diri sendiri tumbuh menjadi sesak apatis dan individualis.
2. Upaya memfokuskan diri pada pemulihan

Sampai kapan pikiran kacau akan berlanjut? Apalagi kita tidak benar-benar mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, justru berusaha melupakan dengan mencari keseruan sesaat. Tapi sebelum itu terjadi, alangkah baiknya berpikir ulang.
Sudah pasti ada alasan mengapa kita harus menjauh dari media sosial saat pikiran sedang kacau. Dalam situasi seperti ini, kita harus memulihkan mental dan pikiran agar kembali selaras. Ini bisa mencakup aktivitas seperti meditasi, olahraga, atau hobi yang menenangkan.
3. Untuk mengurangi ketergantungan

Tanpa sadar kita sudah tumbuh menjadi sosok generasi muda yang ketergantungan media sosial. Apalagi saat merasa tidak diterima oleh lingkungan. Namun, menghabiskan waktu di media sosial saat pikiran sedang kacau justru berpengaruh buruk.
Ternyata ini menjadi alasan logis kita harus menjauh dari media sosial saat pikiran sedang kacau. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan. Seseorang yang terpaku pada kehidupan media sosial tidak bisa berpikir logis. Akibatnya, pekerjaan sekaligus permasalahan berakhir terbengkalai.
4. Memfilter kembali emosi negatif yang dirasakan

Manusia pasti disertai dengan gejolak emosi negatif. Contoh kecilnya saat marah ketika mendapati yang diinginkan tidak sesuai. Tapi apakah kita akan membiarkan gejolak emosi negatif tersebut terlihat secara nyata?
Sejenak, mari kita baca penjelasan mengapa harus menjauh dari media sosial saat pikiran sedang kacau. Langkah tersebut dilakukan untuk memfilter kembali emosi negatif yang muncul. Kita tidak asal menunjukkan kemarahan secara membabi-buta.
5. Meminimalkan paparan konten negatif

Keberadaan media sosial ibarat dua sisi saling berlawanan. Jika dikelola secara bijaksana, akan membawa pengaruh positif dalam kehidupan. Tapi berbeda lagi saat kita memutuskan bermedia sosial ketika pikiran sedang kacau.
Faktor berikut menyadarkan keharusan menjauh dari media sosial saat pikiran sedang tidak stabil. Dalam kondisi seperti ini, seseorang kerap terbawa paparan konten negatif. Dengan menjauh sejenak dari media sosial, setidaknya bisa meminimalisir pengaruh-pengaruh buruk tersebut.
Menjauh dari media sosial saat pikiran sedang kacau sebenarnya adalah keputusan tepat. Karena dalam kondisi seperti ini seseorang tidak mampu berpikir realistis. Dengan adanya paparan konten negatif dan bersifat memprovokasi, justru membuat kekacauan tidak kunjung selesai.