Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menulis ala Mito Rudito dan Siasat Bertahan dari Minimnya Honor Guru

potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)
Intinya sih...
  • Mito Rudito, penulis IDN Times Community Writer of The Month Oktober 2024
  • Memulai karier sebagai guru honorer dengan gaji kecil, Mito menemukan IDN Times Community sebagai sumber penghasilan tambahan dan wadah ekspresi diri
  • Berhasil menulis artikel viral tentang game, film, teknologi, serta artikel relevan dengan kebutuhan masyarakat yang membantu banyak orang

Kisah inspiratif datang dari mana saja, termasuk dari kawasan kaki Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Kali ini, kisah dituturkan oleh seorang pemuda yang tak menyimpan kata menyerah dalam kamusnya. Namanya Sasmito Dwi Rudito. Berusia 27 tahun, kamu akan lebih mengenalnya dengan nama pena Mito Rudito jika kebetulan kamu akrab dengan topik-topik artikel game, film, anime, atau gadget di IDN Times.

Selepas kuliah, Mito memutuskan untuk mengabdi sebagai guru honorer sebuah Sekolah Dasar (SD) yang tak jauh dari rumahnya. Tentu kita sama-sama tahu karena sudah menjadi rahasia umum jika gaji tenaga pengajar di Indonesia belum layak. Tapi, Mito tak pendek akal. Ia menyiasati keadaan dengan cara aktif menjadi penulis IDN Times Community. Ini ia lakukan tak semata sebagai strategi bertahan, tetapi juga menjadi wadahnya terus menebar inspirasi sambil menuai prestasi, seperti terbaru ketika ia menyabet gelar Community Writer of The Month Oktober 2024. 

Tentu saja apa yang ia capai saat ini tidak terjadi dalam semalam. Di balik layar, ada kisah ketekunan dan kerja keras yang jarang diketahui orang. Siapa tahu, strategi dan siasat Mito Rudito ini bisa menjadi cetak biru kisahmu sendiri, bukan?

1. Siasat sang guru honorer temukan sumber penghasilan tambahan lewat hobi menulis

potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)
potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)

Mito tidak memulai kariernya dengan mudah. Setelah lulus kuliah, ia memilih jalur yang sering kali dianggap kurang menarik oleh sebagian besar orang seusianya, mengajar sebagai guru honorer. "Gaji honorer saat itu hanya 300 ribu per bulan," kata Mito sambil mengenang masa-masa sulitnya. Bagi sebagian orang, jumlah tersebut mungkin bahkan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi, hati Mito terlanjur teguh. "Aku percaya pemerintah akan memberikan keadilan bagi guru-guru yang memilih mengabdi dengan gaji kecil ini."

Meski begitu, cuma bermodal yakin saja berarti sama dengan nekat. Mito menyadari bahwa ia tidak bisa terus bergantung pada nominal gaji tersebut. Ia mulai bersiasat untuk menambah penghasilan. Setelah riset berbagai peluang terbaik mendapat penghasilan tambahan, di situlah perjumpaannya dengan platform IDN Times Community bertaut, tepatnya pada akhir 2019.

“Aku butuh tambahan penghasilan dan kebetulan aku suka menulis. IDN Times memberikan tempat bagiku untuk belajar cara menulis dengan benar,” ujarnya mengilas balik sebuah keputusan kecil yang tak akan pernah ia sesali seumur hidup. 

Di awal karier menulisnya, Mito kerap kali merasa ragu dan tidak percaya diri. Namun, semua runtuh begitu artikel pertamanya berhasil terbit. “Artikel pertamaku tentang game mobile dengan storyline emosional. Waktu itu aku sedang senang-senangnya main game di platform mobile,” ungkapnya. Dari sana, semangat menulis Mito mulai membara. Tiap hari ia berusaha konsisten mengirim artikel dengan topik-topik yang ia sukai, mulai dari game, anime, film, hingga teknologi. “Rasanya seperti kecanduan,” imbuh Mito. 

2. Konsistensi Mito Rudito berbuah serangkaian capaian penting selama menulis

poster program coverage M5 World Championship (instagram.com/idntimes.community)

Seiring berjalannya waktu, beberapa artikel Mito kerap masuk dalam daftar Most Viral dan Best Article bulanan yang telah dikurasi ketat oleh meja redaksi IDN Times Community. Salah satu artikelnya yang paling dikenang adalah “Superhero MCU yang Punya Gangguan Mental, Mereka juga Manusia”. Artikel ini juga yang membuat namanya meraih Honorable Mention di ajang Community Writers Awards 2023.

Ada juga momen lain yang paling berkesan untuk Mito Rudito. Momen tersebut ketika ia dapat kesempatan menjadi bagian dari tim penulis yang meliput turnamen esport Mobile Legends terbesar di dunia, M5 World Championship 2023. “Ini pengalaman yang sangat luar biasa. Aku bisa menulis sambil langsung terjun mengover sebuah ajang besar dan bergengsi,” kenangnya. Bagi Mito, kesempatan ini adalah salah satu puncak dari karier menulisnya di IDN Times.

Namun, bukan hanya artikel seputar game, anime, atau film yang membawa Mito ke puncak. Namanya melejit lewat artikel yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, salah satunya artikel berjudul “Cara Mengubah Versi PDF ke 1.6 Tanpa Aplikasi”. Artikel tersebut viral karena ia tulis bertepatan dengan momen kehebohan penerimaan CPNS 2024. “Artikel itu mendapat views 10 ribu dalam 6 jam,” ungkapnya bangga. Artikel tersebut tidak hanya viral, tetapi juga membantu banyak orang yang membutuhkan informasi tersebut di saat yang tepat.

3. Hasil cuan IDN Times Community Mito, awalnya membantu penghidupan sampai jadi modal menekuni kegemaran

potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)
potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)

Gaji boleh kecil, tetapi Mito adalah laki-laki berkomitmen. Mito selalu menempatkan tanggung jawabnya di dunia pendidikan sebagai prioritas. Namun, hal itu tidak berarti ia mengabaikan kecintaannya pada menulis. Bagi Mito, menulis adalah bentuk ekspresi diri yang memberi ruang berbagi pengalaman dan pandangannya kepada dunia. Topik-topik menulis yang ia tekuni adalah hal-hal yang memang dekat kesukaannya. “Aku merasa senang saat bisa menulis tentang sesuatu yang aku suka. Rasanya, seperti berbicara dengan teman dekat.”

Tidak hanya menulis untuk berbagi, Mito juga berusaha menjadikan hobinya ini sebagai sumber penghasilan. “Aku tidak ingin hobiku hanya menghabiskan uang. Aku ingin hobi ini bisa menghasilkan pendapatan yang menunjangnya juga,” jelasnya. Penghasilan dari IDN Times Community ia manfaatkan untuk mendukung hobinya, seperti membeli paket data, tiket film, game, hingga konsol. Sebuah cara cerdas untuk tetap menikmati hobi tanpa memberatkan keuangan pribadi.

Dari hasil menulisnya, ia berhasil mengumpulkan belasan juta rupiah sejak pertama kali bergabung. "Kalau dihitung-hitung, pendapatan total yang aku dapatkan selama menulis di IDN Times Community sudah berkisar di belasan juta rupiah," katanya. Tentu saat ini angka tersebut masih terus berlipat karena Mito belakangan makin rajin mengirimkan artikel-artikel terbaru. 

Bagi Mito, penghasilan tersebut sangat membantu kehidupannya, terutama selama ia masih menjadi guru honorer. "Pada awalnya, semua uang yang aku dapatkan dari menulis digunakan untuk bertahan hidup sembari terus mengajar di sekolah," jelasnya. Gaji dari pekerjaannya sebagai guru honorer yang minim mendorongnya untuk lebih serius menulis. Ia tidak ingin terus menerus bergantung pada orang tua untuk mencukupi kebutuhan pribadinya.

Meski begitu, Mito selalu menjaga keseimbangan antara profesi utamanya sebagai guru dan aktivitas menulisnya. "Aku biasanya prioritasin pekerjaan utama dulu. Kalau ada waktu luang, misalnya di jam istirahat, aku mulai brainstorming ide untuk artikel," jelasnya. Tidak jarang juga ia baru menulis di sore atau malam hari setelah semua pekerjaan mengajarnya tunai.

4. Mito ingin terus menulis sebab prihatin dengan budaya literasi rendah yang ia dapati di lingkungan sekolahnya sendiri

potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)
potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)

Menjadi seorang guru SD tidak selalu mudah bagi Mito. Ia melihat banyak tantangan dalam dunia pendidikan, terutama terkait dengan moral dan akhlak generasi muda. “Dari pengamatanku, Indonesia sebenarnya tidak kekurangan orang cerdas. Siswa-siswaku pandai. Tapi sayang, dari sisi akhlak mereka yang perlu ditingkatkan,” katanya. Menurut Mito, salah satu penyebab utamanya adalah kecanduan gadget. “Anak-anak sekarang lebih suka bermain gadget daripada membaca buku atau belajar dengan serius.”

Mito sangat peduli dengan masa depan pendidikan di Indonesia. Ia merasa bahwa generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal moral dan etika. “Masalah terbesar yang aku lihat adalah bagaimana anak-anak sekarang kurang menghargai guru dan orang tua. Ini bisa berakibat pada nilai dan kualitas pendidikan mereka,” tuturnya. Sebagai seorang guru, Mito terus berusaha menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak kepada siswanya. Harapannya, generasi berikutnya bisa tumbuh menjadi individu yang berintegritas.

Selain itu, Mito juga merasa prihatin dengan rendahnya budaya literasi di kalangan generasi muda. “Di sekolah, kami punya pojok literasi yang penuh dengan buku-buku edukatif. Tapi, sangat sedikit yang meminjam buku untuk dibaca,” katanya. Menurutnya, anak-anak lebih tertarik pada tontonan video atau bermain game daripada membaca buku. Ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan saat ini.

Sebagai seorang guru sekaligus penulis lepas sebuah media nasional, Mito berharap bisa menjadi corong yang melecut minat membaca generasi muda, khususnya di kalangan murid-muridnya terlebih dahulu. Apalagi, topik-topik artikel yang ia tekuni juga lekat dengan tren yang digemari oleh anak-anak muda, seperti film, anime, game, hingga teknologi. Setali tiga uang, ia tak ingin berjarak sekaligus membuat murid-murid tertarik untuk membaca artikel-artikel yang ditulis oleh gurunya sendiri.

5. Seperti noktah Eren Yeager dari Attack on Titan, bagi Mito tiap kehidupan adalah sesuatu yang layak diperjuangkan apa pun risikonya

potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)
potret Mito Rudito (dok. Pribadi/Mito Rudito)

Dari semua pengalaman hidupnya, dari menjadi guru honorer dengan gaji kecil hingga menemukan platform yang membantunya bertahan, Mito memiliki satu pesan penting bagi para pembaca dan penulis di IDN Times. “Jangan pernah menyerah mengejar mimpi. Seberat apa pun tantangannya, pasti ada jalan alternatif yang bisa diambil,” ujarnya. Pesan ini ia sampaikan dengan penuh keyakinan karena ia sendiri adalah contoh nyata bahwa dengan tekad kuat segala sesuatu bisa digapai.

Keyakinan itu ia pertebal dengan mengutip sebuah kalimat inspiratif dari tokoh anime Eren Yeager di Attack on Titan.Fight! Fight! Fight! If you win, you live. If you lose, you die. If you don't fight, you can't win.” Bagi Mito, kata-kata ini mengingatkan bahwa tiap kehidupan adalah sesuatu yang selalu layak diperjuangkan apa pun risikonya.

Kisah Mito Rudito mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Ia adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, dan kemampuan bersiasat untuk bertahan di tengah tantangan. Dari seorang guru yang berjuang untuk bertahan hidup hingga menjadi penulis yang diakui di IDN Times Community, Mito Rudito adalah contoh bahwa siapa pun bisa mencapai impian mereka asalkan tidak pernah berhenti berjuang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us