Menulis Artikel Humor ala Alfikri Saga: Perlu Riset Juga

Oleh editor IDN Times Community, Alfikri Saga bukanlah nama yang asing karena ia rutin sekali mengirimkan beragam tulisan hampir setiap hari. Tak hanya satu-dua, kadang Fikri bisa mengirimkan sampai lima artikel dalam sehari. Siapa sangka, Fikri ternyata adalah seorang pelajar berusia 18 tahun yang kini tengah sibuk mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi, lho.

Fikri bersekolah di salah satu SMK di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan mengambil jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan. Setelah lulus nanti, Fikri berencana melanjutkan kuliah di jurusan Arsitektur. Jadi, kegiatan sehari-hari Fikri lebih banyak menggambar konstruksi bangunan.

Sebenarnya, Fikri punya impian untuk menjadi wirausahawan dan filantrop. Meski menjadi arsitek awalnya tidak menjadi cita-citanya, jika nanti berhasil kuliah di jurusan Arsitektur, ia yakin suatu saat bisa menjadi arsitek sekaligus wirausahawan properti.

Walau sehari-hari Fikri banyak menggambar desain, tapi sebenarnya kiprah menulis pemuda asal Kuningan, Jawa Barat ini juga sudah dijalani sejak lama. Bahkan kini Fikri tak cuma sibuk sekolah, tapi juga mengelola bisnis penerbitan buku indie yang sudah ia rintis sejak 2018. Sementara itu, di waktu luangnya Fikri aktif menulis artikel, khususnya di IDN Times Community.

Fikri mulai bergabung ke IDN Times Community pada 2020. Namun, sebelumnya ia sudah pernah aktif menulis fiksi di Wattpad ketika masih duduk di bangku MTs pada 2017. Sebagaimana penulis Wattpad kebanyakan, Fikri menulis cerita bersambung bergenre teenfic.

Tak cuma mendekam di platform tersebut, karya Fikri ternyata berhasil menarik perhatian editor Webcomics.

"Salah satu cerbung saya yang berjudul Lima Matahari Setengah Padam dipinang oleh editor Webcomics (sekarang Kakaopage, tapi sudah tutup untuk novelnya, tinggal komik saja). Terbit awal tahun 2018," ungkap Fikri kepada IDN Times.

Kemudian, Fikri melebarkan sayap menulis di platform lain, yakni Kaskus. Nah, dari sinilah Fikri mulai aktif menulis konten humor. Gayung bersambut, produktivitas menulisnya ternyata juga membuat orang lain tertarik mengajaknya untuk lebih aktif lagi. Tepatnya pada September 2020, Fikri diajak oleh salah satu Community Writer IDN Times untuk menulis di IDN Times Community.

Pengalaman Fikri menulis di IDN Times Community pun sama seperti penulis kebanyakan: artikel yang dikirimkan tak kunjung keluar dari kolom "Pending". Fikri mengaku geregetan banget akan hal itu, padahal ia sudah mengirimkan 5—11 artikel setiap harinya.

Namun, Fikri memilih tidak menyerah hingga akhirnya artikel yang berjudul 5 Hal yang Mesti Kamu Kuasai Agar Nanti Tidak Menjadi Orangtua Toxic , tepatnya pada hari kelima sejak menulis di IDN Times Community, artikel tersebut berhasil terbit dengan sedikit revisi.

Tidak melulu fokus di kanal Life, di sini Fikri akhirnya menemukan tempat yang menjanjikan untuk menuangkan renjana dan kreativitasnya lewat konten humor. Bak berjumpa sahabat karib, Fikri akhirnya mulai aktif menulis untuk subkanal Humor di IDN Times dengan ragam ide yang selalu unik.

"Karena suka aja dengan shitpost sama meme. Kebetulan di IDN Times ada topik yang mewadahi. Jadi, kebetulan banget. Kebetulan page views-nya juga selalu tinggi. Jadi, makin termotivasi," katanya.

Mungkin sebagian dari kita ada yang berpikir bahwa menulis konten humor itu gampang. Namun, setelah mendengar cerita Fikri, pemikiran itu akan patah seketika.

Sama seperti menulis artikel di kanal lain, Fikri pun melakukan riset saat menulis artikel-artikel humor. Biasanya ia mencari materi dari grup dan fanpage Facebook karena kontennya lebih variatif dan fresh. Sayangnya, konten di Facebook rawan sekali dengan peraturan grup dan fanpage yang akhirnya bisa hilang karena di-report. Sedangkan konten lucu di Instagram dan Twitter—meski banyak—tapi kebanyakan konten yang diunggah sudah sering dipakai.

Tak jarang pula Fikri mencoba mencari materi konten dari Imgur dan Reddit. Namun, tetap saja ada kekurangannya karena konten dari kedua platform berbahasa asing tersebut kadang candaannya tidak sesuai dengan audiens Indonesia, terutama meme dan beberapa tulisan tertentu.

Jadi, ya memang gak gampang menulis artikel humor. Apalagi selera humor setiap orang berbeda-beda, tentu FIkri harus mengantisipasi hal ini. Maka, ketika sudah selesai mengumpulkan materi, Fikri akan mencoba tes pembaca dulu kepada beberapa orang.

"Biasanya minta saran dulu dari beberapa Community Writer lain, apakah garing atau cukup lucu," kata Fikri.

Selain merasa kreativitasnya terwadahi, menurut Fikri menulis di IDN Times Community berpeluang memberikan banyak hal, khususnya dari segi penghasilan.

"Walau baru banget bergabung, saya pernah sebulan mendapat 5 juta rupiah. Selain itu, para penulis IDN Community sangat ramah. Para Best Writer dan MoM seperti Kak Dewa, Kak Marissa, Kak Indy dan yang lainnya mau memberi masukan," akunya.

Penghasilan lewat menulis di IDN Times Community biasanya sebagian akan ia tabung untuk biaya kuliah. Sebagiannya lagi ia sumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah di desanya.

Berkat hal-hal baik tersebut pula, semangat menulis Fikri tidak padam. Ia bahkan selalu mencoba memahami hal baru, mengikuti saran editor, dan tak segan bertanya langsung pada editor jika ada bagian revisi yang tidak ia mengerti.

Kegigihan Fikri ini patut banget kita teladani, ya, Guys! Terutama buat para Community Writers, Fikri punya saran menarik supaya kalian bisa enjoy dalam menulis dan gak mudah menyerah.

"Saran saya untuk para Community Writer lain, temukan minat kalian. Kemudian fokus pada topik tersebut agar ketika menulis tidak terasa terbebani. Tapi jika kalian tipe generalis, saran ini mungkin bisa diabaikan. Yang paling penting adalah konsisten dan memberikan kualitas tulisan yang baik."

Berdasarkan cerita Fikri di atas, semoga semakin memotivasimu untuk berkarya, ya! Memang, di zaman sekarang ini anak muda sangat perlu untuk mampu menulis. Gak perlu tulisan yang panjang dan berat. Seperti Fikri, kamu bahkan bisa menghibur dan menginspirasi orang lain lewat tulisan humor.

"Anak muda perlu bisa menulis agar mampu mengutarakan berbagai isi pikiran maupun minatnya sehingga dapat dinikmati dan menjadi inspirasi serta hiburan bagi orang lain," begitu pesan Fikri.

Semoga menginspirasimu, ya!