ilustrasi perempuan dan laki-laki (freepik.com/azerbaijan-stockers)
Langkah pertama adalah mengamati. Perhatikan bagaimana orang memperlakukanmu dalam keseharian, apakah mereka menghargai waktumu, mendengarkan saat kamu bicara, atau hanya muncul ketika butuh bantuan? Dari sini kamu bisa menentukan tingkat energi atau batasan yang pantas diberikan. Mirror treatment tidak bekerja tanpa kesadaran penuh, jadi fase observasi ini penting banget.
Setelah itu, latih konsistensi. Misalnya, jika seseorang sering menekanmu untuk selalu tersedia, kamu bisa menjawab dengan lembut tapi tegas “Aku mau bantu, tapi aku juga punya batas”. Ini adalah bentuk mirror treatment yang sehat bukan agresif, tapi jelas. Dalam teori pertukaran sosial yang dijelaskan Kendra Cherry psychosocial rehabilitation specialist di Verywell Mind, "Manusia cenderung menilai hubungan berdasarkan apa yang mereka beri dan dapatkan". Dengan sikap yang konsisten, kamu membantu hubungan tetap berjalan seimbang dan tidak menguras emosimu sendirian.
Pada akhirnya, people pleaser bukanlah sifat yang harus “dihapus”, melainkan pola yang perlu diseimbangkan agar tidak merugikan diri sendiri. Dengan menerapkan mirror treatment secara bijak, kamu bisa mengurangi beban people pleaser dan menjaga kesehatan emosional tanpa harus mengorbankan keharmonisan hubungan.