Ilustrasi masjid (pexels.com/Asifgraphy)
Penetapan awal Ramadan oleh PP Muhammadiyah didasari oleh metode hisab hakiki dengan kriteria wujudul-hilal. Hisab hakiki merupakan metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit khususnya matahari dan bulan sebenarnya.
Sementara itu, wujudul-hilal menjadi istilah untuk menggambarkan momen ketika matahari terbenam namun bulan belum terbenam. Pada momen ini, bulan terbenam terlambat dibanding terbenamnya matahari, berapa pun selisih waktunya. Secara geometrik, matahari telah terbenam sementara posisi bulan masih di atas ufuk, berapapun tingginya.
Metode hisab hakiki wujudul-hilal memiliki tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif, yakni sudah terjadi ijtimak atau konjungsi antara bulan dan matahari. Kemudian ijtimak terjadi sebelum terbenamnya matahari dan ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam atau masih berada di atas ufuk.
Jika ketiga indikator tersebut telah terpenuhi, maka dapat dikatakan 'hilal telah wujud'. Apabila hilal telah dapat dilihat, dapat dikatakan bahwa sejak matahari terbenam telah dimulai bulan baru.