6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! 

Bukan hanya soal bagi-bagi daging kurban saja

Hari Raya Idul Adha menjadi momentum yang turut dinantikan umat Islam setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Jika suasana Idul Fitri identik dengan tradisi mudik, maka Idul Adha lekat dengan momen pemotongan hewan kurban.

Namun, sebenarnya apa pelajaran Hari Raya Idul Adha? Apakah hanya berkutat seputar pemotongan hewan kurban saja? Jawabannya tentu saja tidak demikian. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik sebagai inspirasi di balik perayaan Idul Adha.

Berikut ini sederet pelajaran Hari Raya Idul Adha yang menarik dan penuh falsafah hidup untuk kita resapi bersama.

1. Mengajarkan apa itu keikhlasan 

6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! Ilustrasi berdoa (pexels.com/Anna Tarazevich)

Entah sudah berapa kali kita mendengarkan nasihat tentang ikhlas. Namun, penerapannya belum tentu sebaik dari nasihat yang kita dengarkan. Ikhlas adalah salah satu sifat yang sulit diterapkan. Seringkali kita mengharap imbalan atas kebaikan yang telah kita lakukan.

Namun, Hari Raya Idul Adha nyatanya menyimpan pelajaran tersendiri yang mengajarkan kita seputar apa itu keikhlasan. Hari Raya Idul Adha mengajarkan kita untuk memberi tanpa mengharap imbalan kembali, yakni dengan membagikan daging kurban kepada sesama umat Islam.

2. Saling berbagi antar sesama 

6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! ilustrasi sedekah (pexels.com/Julia M Cameron)

Kebahagiaan hidup sejatinya tidak susah untuk diraih. Bahkan, hal itu bisa diraih melalui sikap dan tindakan sederhana, salah satunya dengan berbagi antar sesama. 

Momentum Idul Adha ini juga diidentik sebagai sarana untuk berbagi antar sesama. Tentu saja hal ini menjadi pelajaran penting bagi banyak pihak untuk mendalami seputar kebahagiaan bisa memberi kepada mereka kehidupannya tidak seberuntung kita.

Baca Juga: 10 Momen Keluarga Ayah Ojak dan Umi Kalsum Rayain Idul Adha, Heboh!

3. Menekan ego 

6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! ilustrasi membantu tunawisma (unsplash.com/Jon Tyson)

Sebagai manusia biasa, kita seringkali dilingkupi oleh ego kepemilikan yang berada di luar batas wajar. Rasanya sayang sekali untuk membagikan apa yang dimiliki kepada yang membutuhkan. Kamu lebih memilih untuk menyimpan dan menikmatinya sendiri.

Namun, tahukah kamu jika salah satu pelajaran berharga dari Hari Raya Idul Adha adalah untuk melunturkan rasa ego tersebut? Momentum Idul Adha bisa jadi inspirasi kamu, bahwa menikmati kebahagiaan dengan mereka yang tidak memiliki nasib seberuntung kita adalah anugerah yang sesungguhnya.

4. Mempererat tali persaudaraan

dm-player
6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! Ilustrasi hari raya (pexels.com/mentatdgt)

Sejatinya setiap orang adalah saudara. Sebutan saudara sendiri tidak selalu berkaitan dengan ikatan darah. Namun, saudara berlaku juga untuk saudara seiman, satu suku, satu bangsa, dan satu Tanah Air. Persaudaraan seperti itu seharusnya dijaga dan semakin dipererat.

Hadirnya momentum Hari Raya Idul Adha rupanya juga mengajarkan arti penting terkait persaudaraan. Adanya momen berbagi membuat ikatan persaudaraan antar sesama jadi semakin kompak.

5. Mensyukuri nikmat

6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! ilustrasi wanita berjilbab (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sama seperti ikhlas, menerapkan rasa syukur juga tak semudah yang dikatakan lisan. Kadang nasihat-nasihat tentang rasa syukur hanya menempel di mulut tanpa sampai merasuk ke dasar hati.

Momentum Hari Raya Idul Adha pun menuntun kita untuk lebih menyelami rasa syukur tersebut. Berkurban adalah salah satu wujud manusia dalam menyukuri nikmat Tuhan.

Segala yang kita miliki di dunia sejatinya hanyalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Sudah sepatutnya kita berbagi atas rasa syukur yang telah diberikan oleh-Nya.

6. Belajar mendekatkan diri pada Allah SWT

6 Pelajaran Hari Raya Idul Adha, Sarat Makna Kehidupan! ilustrasi berzikir (pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir laman resmi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, selain berkurban, umat muslim juga disunahkan untuk berzikir. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang berbunyi,

Liyasy-hadụ manāfi'a lahum wa yażkurusmallāhi fī ayyāmim ma'lụmātin 'alā mā razaqahum mim bahīmatil-an'ām, fa kulụ min-hā wa aṭ'imul-bā`isal-faqīr

Artinya: "Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir," (QS. Al-Hajj: 28).

Penyuluh agama Islam kecamatan Bojong Genteng, Yudi Yansyah juga menjelaskan dalam laman tersebut, bahwa dalam buku Lathoif Al Ma'arif karya Ibnu Rajab, potongan ayat Al-Hajj, "ayyam malumaat", yang memiliki arti "hari yang telah ditentukan" merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Oleh karena itu, banyak ulama yang menyarankan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dengan lebih banyak berzikir.

Demikian pelajaran Hari Raya Idul Adha yang sarat dengan makna, bukan sekadar momentum memotong hewan kurban saja. Sederet inspirasi serta pemaknaan hidup tersebut bisa kita raih ketika mampu memaknai Hari Raya Idul Adha lebih dalam.

Semoga kita semua bisa menjadi umat yang lihai mengambil manfaat dari segala peristiwa dan momentum kehidupan. Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha!

Baca Juga: Sejarah Idul Adha yang Perlu Kamu Tahu

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika
  • Dinda Trisnaning Ramadhani
  • Yunisda D

Berita Terkini Lainnya