Ilustrasi keluarga. (Pexels/Monstera)
Sudah sepatutnya kita berbuat baik kepada kedua orangtua karena dengan curahan kasih sayangnya, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu meraih banyak pencapaian dalam hidup.
Namun, terkadang ego dan ambisi pribadi membuat kita lupa akan pentingnya peranan orangtua bahkan merasa mereka hanya ikut campur dalam kehidupan kita. Padahal, dalam Surah Luqman ayat 14, Allah berfirman:
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Luqman:14)
Dari ayat tersebut, Luqman berpesan kepada anaknya agar berbakti dan kepada orangtua dan memperlakukan mereka dengan baik. Terutama kepada ibu yang telah mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, merawat, dan mendidik kita hingga besar.
Namun, berbakti kepada kedua orangtua juga ada batasannya, kamu boleh menolak jika perintah orangtua tersebut bertentangan dengan hukum Allah atau yang menggiring ke arah perbuatan maksiat. Seperti yang terdapat dalam Surah Luqman ayat 15 yang artinya:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 15)