Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakai Lebih Sedikit, Pilih Lebih Baik: Kenali Slow Fashion 

ilustrasi thrift store (unsplash.com/Hugo Clément)

Dalam beberapa tahun terakhir, slow fashion semakin populer sebagai respons terhadap dampak negatif fast fashion. Alih-alih mengikuti tren produksi cepat dan konsumsi berlebihan, slow fashion menekankan pentingnya memilih pakaian yang berkualitas, tahan lama, dan diproduksi secara etis.

Gerakan ini menawarkan solusi berkelanjutan bagi mereka yang ingin berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan mendukung industri fashion yang lebih bertanggung jawab.

1. Apa itu slow fashion?

ilustrasi thrift store (unsplash.com/acele)

Slow fashion adalah gerakan yang mendorong produksi dan konsumsi pakaian yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Berbeda dengan fast fashion, yang menekankan pada produksi cepat, massal, dan murah, slow fashion memprioritaskan kualitas, ketahanan, dan penghargaan terhadap produk pakaian.

Prinsip utama slow fashion meliputi penggunaan bahan yang ramah lingkungan, proses produksi yang etis, dan penghargaan terhadap kerajinan tangan. Di sini, konsumen juga didorong untuk membeli lebih sedikit pakaian, tetapi dengan kualitas yang lebih baik dan tahan lama, sehingga mengurangi limbah dan jejak karbon.

2. Slow fashion adalah solusi terhadap krisis fast fashion?

ilustrasi thrift store (unsplash.com/acele)

Fast fashion terkenal karena siklus produksi yang cepat, yang mendorong konsumen untuk terus membeli pakaian baru dengan harga murah. Namun, pendekatan ini memiliki dampak lingkungan yang sangat besar—mulai dari penggunaan bahan kimia berbahaya, limbah tekstil, hingga emisi karbon yang tinggi dari rantai pasokan global.

Sebaliknya, slow fashion berusaha mengatasi masalah ini dengan memotong siklus konsumsi berlebih. Produk yang dibuat dengan bahan berkualitas tinggi tidak hanya lebih awet, tetapi juga mengurangi frekuensi pembelian pakaian baru. Ini membantu mengurangi limbah tekstil yang memenuhi tempat pembuangan sampah setiap tahun.

Selain itu, slow fashion menekankan pentingnya produksi etis, di mana para pekerja diberi upah layak dan bekerja dalam kondisi yang aman.

3. Cara beralih ke gaya hidup slow fashion

ilustrasi thrift store (unsplash.com/Michael Moloney)

Beralih ke gaya hidup slow fashion tidak perlu terjadi secara drastis. Langkah-langkah kecil bisa dimulai dengan memahami lebih dalam tentang pakaian yang kamu beli. Pertama, pilihlah merek yang transparan mengenai praktik produksinya dan yang berkomitmen pada keberlanjutan. Kedua, investasikan dalam pakaian berkualitas tinggi yang dapat bertahan lebih lama, dan hindari godaan fast fashion.

Selanjutnya, pertimbangkan untuk membeli pakaian bekas atau mengikuti tren thrifting. Ini adalah cara hebat untuk meminimalkan limbah sekaligus mendukung keberlanjutan. Terakhir, rawatlah pakaian dengan lebih baik, perbaiki jika rusak, dan sebisa mungkin hindari membuangnya. Dengan memperpanjang umur pakaian, kamu bisa secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari gaya hidupmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anastasia Jaladriana
EditorAnastasia Jaladriana
Follow Us