Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Pelajaran dari Persimpangan Jalan, Hati-hati Tentukan Pilihanmu

ilustrasi menyeberang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Apa yang ada di benakmu tentang persimpangan jalan? Tidak ada jalan yang selalu lurus tanpa percabangan. Beberapa ratus meter saja kamu sudah bertemu dengan persimpangan jalan dan harus memilih arah.

Pernahkah dirimu merasa takut atau tidak nyaman setiap melihat dan membayangkan persimpangan jalan? Selain adanya trauma terkait kecelakaan, boleh jadi benakmu terusik oleh persimpangan jalan yang menggambarkan kehidupan sesungguhnya. Kalau dicermati, persimpangan jalan memang memberimu enam pelajaran berikut.

1. Setiap pilihan akan membawamu ke suatu tempat

ilustrasi penunjuk arah jalan (pexels.com/Cherene Pearl)

Memilih jalan yang lurus, belok kanan, atau belok kiri akan mengantarkanmu ke suatu tempat. Kebingungan dapat muncul, apabila kamu belum tahu pasti tempat yang hendak dituju. Jika tujuanmu sudah jelas, adanya berbagai pilihan jalan tidak lagi membingungkanmu.

Kamu tinggal memilih mengikuti jalan yang akan membawamu ke sana. Jalan-jalan lainnya dapat diabaikan. Begitu pula dalam hidup, pemahaman mengenai tujuan sangat penting agar dirimu tidak tersesat. Lebih banyak energi serta waktu yang bisa dihemat, ketimbang kamu memikirkan tujuan sambil asal menempuh salah satu jalan yang terhampar di hadapan.

Jangan hidup dengan prinsip asal sampai di suatu tempat. Tanyakan baik-baik pada dirimu, tempat seperti apa persisnya yang kamu inginkan? Percuma kamu berjalan jauh dan tiba di suatu tempat yang ternyata tidak berhasil menghapus rasa lelahmu.

2. Kalau ingin menyeberang, lakukan dengan hati-hati

ilustrasi menyeberang (pexels.com/cottonbro studio)

Jika kamu berjalan di sisi kiri kemudian berbelok ke kiri, perjalananmu relatif aman karena tidak perlu menyeberang segala. Namun, dalam banyak kesempatan tentu kamu perlu mengambil jalan yang berbeda. Hidup pun demikian, dirimu gak bisa terus berada di zona nyaman.

Setiap upayamu menyeberang, misalnya mengubah bidang yang digeluti, tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Pertimbangannya harus matang dan caranya juga seaman mungkin supaya lebih besar potensi keberhasilannya. Jangan membanting setir dalam hidup tanpa pemikiran yang panjang atau hanya mengikuti dorongan emosi.

Pasalnya, kamu tak mungkin menghabiskan waktu untuk kembali menyeberang ke titik semula bila ternyata pilihanmu keliru. Usahakan menyeberang satu atau dua kali saja dalam hidup dan selebihnya menekuni pilihan tersebut. Pindah-pindah bidang yang digeluti tak akan membuatmu menjadi seorang ahli.

3. Kamu gak bisa menempuh semuanya di satu waktu

ilustrasi menyeberang (pexels.com/Skitterphoto)

Persimpangan jalan mendesakmu untuk menetapkan pilihan. Keserakahan tidak mendapat tempat di sini. Kamu gak mungkin berjalan di seluruh jalan yang ada dalam waktu bersamaan. Keberanian memilih dengan disertai pertimbangan masak-masak amat diperlukan.

Pilihan dalam hidup tidak terbatas, tetapi kemampuanmu sendiri yang ada batasnya. Kalau suatu saat kamu punya kelebihan waktu dan energi, bisa saja dirimu mencoba pilihan-pilihan lainnya. Namun, di awal kamu mesti memilih satu dulu dan fokus. Buat apa pula menjajal seluruh pilihan yang ada bila itu malah menyulitkanmu untuk optimal di salah satunya?

Sabar dan tahu diri adalah dua hal utama dalam menjalani hidup. Satu keinginan besar yang diseriusi lebih mungkin tercapai serta menjadi prestasi, daripada terlalu banyak kemauan yang akhirnya tidak satu pun mampu dilaksanakan dengan baik. Belajarlah memilih karena hidup bakal selalu menuntutmu untuk melakukannya.

4. Terpisah dari teman lama, bertemu dengan orang-orang baru

ilustrasi persimpangan rel (pexels.com/Rachel Claire)

Di persimpangan jalan, orang-orang yang semula berjalan dalam satu kelompok besar mulai berpencar. Begitu pula kamu dan teman-teman dekatmu bakal berhadapan dengan persimpangan yang memisahkan sebagian besar dari kalian. Bahkan pada satu titik, mungkin saja kamu akan berjalan sendirian. Akankah itu membuatmu takut dan urung melangkah?

Sebaiknya tidak, karena tujuan kalian memang berbeda sehingga kamu tak bisa hanya ikut-ikutan yang lain. Mencari aman dengan tetap bergerombol bersama kawan-kawan lama berarti mengabaikan keinginanmu sendiri.

Jangan takut karena di jalan mana pun, pada akhirnya dirimu akan tetap bertemu dengan orang-orang baru. Lambat laun mereka juga menjadi temanmu sebelum kelak hal serupa kembali terjadi. Persimpangan tak cuma satu. Jangan terlalu bergantung pada sekelompok orang sampai gak berani melangkah seorang diri.

5. Berjalan dalam kebimbangan meningkatkan bahaya

ilustrasi persimpangan jalan (pexels.com/Aleksandar Pasaric)

Ketika kamu berada di persimpangan jalan, ragu dalam melangkah atau mengemudikan kendaraan akan membuat banyak pengendara lain bingung. Kemungkinan terjadinya kecelakaan pun meningkat. Sama halnya dalam menjalani hidup, adanya rasa bimbang seharusnya disikapi dengan berhenti dulu.

Bukan terus saja berjalan dan pikiran yang sedang sulit fokus dapat mendorongmu melakukan beragam kesalahan yang mestinya bisa dicegah. Diam dan berpikir dulu jauh lebih baik hingga kamu memutuskan sesuatu. Apabila keputusanmu telah mantap, menjalankannya akan lebih mudah serta tidak terlalu berisiko. 

Sekalipun kamu dikelilingi oleh banyak orang yang bisa memberikan saran, rasa bimbang membuatmu terlalu mudah dipengaruhi. Keputusanmu menjadi sebanyak jumlah masukan serta tidak konsisten. Keputusan yang terus berubah-ubah berarti gak ada waktu buat benar-benar menindaklanjuti satu pun di antaranya.

6. Waktumu terbatas

ilustrasi menyeberang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Di banyak persimpangan sudah ada lampu petunjuk untuk pejalan kaki yang hendak menyeberang. Begitu juga lampu lalu lintas buat pengendara. Semuanya ada batasan waktunya yang tak boleh dilampaui barang 1 menit saja.

Kamu gak bisa menyeberang ketika lampu untuk pejalan kaki berwarna merah. Pengendara pun sama dan kalian semua mesti memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, ketika lampu menyala hijau. Dalam kehidupan secara umum pun selalu ada keterbatasan waktu, sehingga jangan terlalu santai dalam menjalaninya.

Kamu tidak perlu tergesa-gesa, tetapi tidak boleh ada waktu yang disia-siakan. Waktu yang sudah pergi gak akan kembali. Gunakan setiap waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat. Jangan terkecoh oleh waktu yang seolah-olah masih panjang, kemudian kamu baru menyadari keterbatasannya setelah waktumu nyaris habis.

Berada di persimpangan jalan dapat sangat membingungkan bagimu yang selama ini berpikir kurang jauh ke masa depan dan belum mengenali diri dengan baik. Ada persimpangan jalan tak kasatmata yang akan selalu menantimu di setiap fase kehidupan. Kamu mesti berhati-hati dalam menetapkan pilihan sekaligus bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us