Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria perfeksionis (unsplash.com/Miguelangel Miquelena)

Perfeksionisme sering kali dianggap sebagai sifat positif yang dapat meningkatkan kualitas kerja dan pencapaian seseorang. Namun, di balik dorongan untuk selalu menjadi yang terbaik, perfeksionisme juga dapat membawa berbagai dampak negatif.

Ketika segala sesuatu harus berjalan sesuai ekspektasi yang tinggi, individu dengan sifat ini sering kali mengalami tekanan emosional yang besar. Tidak jarang, mereka juga merasakan penyesalan mendalam atas berbagai keputusan dan pengalaman yang mereka alami.

Supaya kamu terhindar dari hal tersebut, yuk simak ketujuh penyesalan yang sering dialami oleh orang perfeksionis di bawah ini. Keep scrolling!

1. Tidak pernah merasa cukup

ilustrasi pria perfeksionis (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Orang yang perfeksionis sering kali merasa bahwa apa yang telah dicapai tidak pernah cukup. Setiap pencapaian, sekecil apa pun itu, selalu terasa kurang dan jauh dari ideal. Keinginan untuk selalu lebih baik membuat mereka terus-menerus merasa tidak puas dengan diri sendiri.

Penyesalan ini muncul ketika melihat hasil yang telah dicapai, tetapi tetap merasa ada yang kurang. Pada akhirnya, ini dapat menimbulkan rasa kecewa yang mendalam, karena hidup terasa seperti sebuah perjalanan yang tiada akhir, penuh dengan keinginan yang tidak pernah terpuaskan.

2. Mengabaikan kebahagiaan pribadi

Editorial Team

Tonton lebih seru di