isi waktu luang di bulan Ramadan dengan membaca al-quran (pexels.com/Alena Darmel)
Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana bisa Al-Qur'an diturunkan di dua waktu yang berbeda, yaitu pada malam Lailatul Qadar dan malam Nuzulul Quran. Jawabannya terletak pada proses penurunan Al-Qur'an yang terjadi dalam beberapa tahapan.
Menurut para ulama, Al-Qur'an tidak langsung diberikan kepada Nabi Muhammad SAW begitu saja, tetapi melewati tiga tahap utama. Tahap pertama, Al-Qur'an berada di Lauh Mahfuzh, yaitu tempat penyimpanan ilmu Allah yang telah mencatat segala ketetapan sejak awal.
Kemudian, pada malam Lailatul Qadar, Al-Qur'an diturunkan secara keseluruhan dari Lauh Mahfuzh ke Bayt Al-Izzah, yaitu langit dunia. Proses ini ditegaskan dalam QS. Al-Qadr ayat 1:
"Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr"
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar."
Setelah berada di Bayt Al-Izzah, barulah pada tahap berikutnya Al-Qur'an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap melalui Malaikat Jibril. Peristiwa pertama kali Nabi menerima wahyu inilah yang dikenal sebagai Nuzulul Quran, yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan. Dalam proses ini, wahyu tidak turun sekaligus, melainkan berangsur-angsur selama kurang lebih 20 tahun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan umat Islam saat itu.
Jadi, meskipun Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran sama-sama berkaitan dengan turunnya Al-Qur'an, keduanya memiliki peristiwa yang berbeda. Inilah yang jadi salah satu perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, di mana yang pertama adalah awal penerimaan wahyu oleh Nabi, sementara yang kedua adalah proses turunnya Al-Qur'an ke langit dunia secara keseluruhan.
Itulah perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Meski sama-sama berkaitan dengan turunnya Al-Qur'an, keduanya punya makna dan waktu yang berbeda. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!