Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tumpukan smartphone
ilustrasi tumpukan smartphone (pexels.com/Skyler Ewing)

Intinya sih...

  • Gadget perlu diganti jika rusak parah dan tidak dapat digunakan lagi

  • Spesifikasi tinggi diperlukan dalam pekerjaan untuk investasi jangka panjang

  • Pembelian gadget baru harus dipertimbangkan dengan keuangan yang longgar dan prioritas lainnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seberapa suka kamu gonta-ganti gadget? Bisa laptop atau perangkat yang biasanya paling cepat dibeli lagi yaitu smartphone. Setiap ada ponsel baru yang dirilis, tak sedikit orang ingin cepat memilikinya. Bahkan kalau bisa menjadi orang pertama di circle-nya yang berhasil membeli gadget tersebut. Masalahnya, harga ponsel pintar tidak murah. Apalagi untuk produk baru dengan spesifikasi tinggi.

Bila setiap tahun dirimu merasa harus ganti gawai, pengeluaran tentu besar sekali. Pun boleh jadi tahun kemarin hal itu mudah dilakukan, tapi tahun ini gak memungkinkan secara keuangan. Supaya kamu tak salah mengambil keputusan, cermati enam pertimbangan apakah kamu perlu ganti gadget tahun ini atau tidak.

1. Perlu jika gawaimu rusak parah

ilustrasi smartphone rusak (pexels.com/ClickerHappy)

Gadget yang rusak parah maksudnya sampai tidak bisa digunakan sama sekali. Biaya perbaikannya juga besar atau hampir menyamai harga perangkat baru. Dalam kondisi begini pantas buatmu segera menganggarkan pembelian gawai pengganti.

Repot apabila dirimu sama sekali tidak bisa bekerja, mencari informasi, atau berkomunikasi karena smartphone rusak parah. Bahkan kamu gak usah menunggu ganti bulan pun tidak apa-apa. Jika tak ada tabungan lain, dana darurat boleh digunakan.

Pilih perangkat pengganti yang ramah kantong. Terpenting bisa berfungsi dengan baik untuk menunjang aktivitas dan kebutuhanmu. Kerusakan parah menandakan gadget sudah waktunya diremajakan.

2. Perlu apabila ada spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan

ilustrasi smartphone untuk bekerja (pexels.com/Artem Podrez)

Bagi sebagian orang, gawai dipakai buat sekadar berkomunikasi atau mencari hiburan. Smartphone lama dengan spesifikasi kurang tinggi pun masih dapat digunakan. Namun, dalam pekerjaanmu boleh jadi perangkat dengan spesifikasi tinggi amat dibutuhkan.

Tanpa itu, pekerjaanmu akan terhambat. Misalnya, kreator konten yang harus mengambil gambar dan video yang jernih. Atau, tahun ini ada penambahan tugas yang membuat spesifikasi gawai lama tak lagi memadai.

Untuk urusan pekerjaan, memperbarui perangkat sama dengan investasi. Pendapatan yang dihasilkan selama berbulan-bulan bahkan beberapa tahun lebih dari cukup buat mengembalikan modalmu beli HP. Dirimu dapat mulai memilih gadget sesuai dengan kebutuhan kerja.

3. Tidak mendesak, tapi boleh asal dananya longgar

ilustrasi smartphone baru (pexels.com/I'm Zion)

Pada dasarnya, membeli apa pun tidak hanya diperbolehkan ketika kamu amat membutuhkannya. Mendahulukan kebutuhan daripada keinginan memang penting. Akan tetapi, setelah semua kebutuhan terpenuhi dirimu juga boleh menuruti keinginan.

Tidak terkecuali beli gadget baru tahun ini sekalipun perangkat lama sebenarnya masih bagus. Tinggal cek dana yang tersedia. Pastikan keuanganmu betul-betul longgar sehingga pembelian smartphone atau gawai lainnya tidak akan menimbulkan penyesalan.

Kesenangan orang bermacam-macam. Ada orang yang gemar berganti-ganti sepatu, tukar tambah kendaraan sebelum harganya terlalu jatuh, dan sebagainya. Namun, pembelian gadget baru berarti juga ada sampah elektronik berupa smartphone lama. Pikirkan perangkat lawas itu mau diapakan.

4. Gak usah jika sekadar FOMO

ilustrasi smartphone mati (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

FOMO saat ada gadget yang baru dirilis berbahaya buat keuanganmu. Apalagi kamu mengincar perangkat yang harganya lebih dari 10 juta rupiah. Padahal pendapatan per bulan gak sampai setengahnya.

Uang itu masih harus dipakai buat memenuhi berbagai kebutuhan. Jangan sampai ujung-ujungnya dirimu mengandalkan pinjol atau kredit demi memperbarui gawai. Tahun ini tidak ada perangkat baru bukan masalah, kok.

Bahkan tahun depan kamu masih memakai gadget lama pun tak jadi soal. Selama itu masih berfungsi dengan baik. Tidak akan ada habisnya apabila dirimu selalu takut ketinggalan teknologi terbaru. Takutlah bila keuangan berantakan cuma karena FOMO.

5. Cek apakah gadget masih dapat diperoleh secara gratis?

ilustrasi layar retak (pexels.com/picjumbo.com)

Ada banyak cara untuk mendapatkan gawai baru. Kamu tak harus selalu membelinya atau minta dibelikan orang lain. Kalau tahun ini dirimu ingin atau perlu ganti gadget, coba cari cara yang lebih kreatif.

Misalnya, kamu mengumpulkan smartphone lama teman-teman yang bingung hendak membuangnya ke mana. Mereka gak mau lagi memakainya karena rusak atau bosan. Namun, mereka juga merasa aneh membuangnya begitu saja ke tempat sampah.

Mereka bahkan tak lagi memedulikan perangkat itu masih ada nilai ekonominya atau tidak. Mereka cuma ingin tumpukan gawai tak terpakai itu pergi dari laci. Dirimu dapat menawarkan jasa buat membereskan masalah tersebut.

Jika ada gawai yang masih bagus dan kamu suka, dirimu bisa memakainya. Atau, semuanya dijual dan uangnya digunakan buatmu membeli smartphone baru. Kamu juga bisa mengikuti lomba apa pun yang hadiahnya ponsel pintar atau uang dan barang lain yang nilainya cukup untukmu membeli gawai anyar.

6. Tunda kalau ada kebutuhan lain yang lebih penting

ilustrasi smartphone rusak (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Urusan ganti gawai memang bisa gak sederhana mengingat kebutuhanmu juga macam-macam. Kalau tahun ini bertepatan dengan sesuatu yang butuh pembiayaan besar, gadget baru mending dilupakan dulu. Apalagi kamu tidak terlalu memerlukannya buat bekerja.

Penundaan tak selalu buruk. Apalagi dalam hal belanja barang di luar kebutuhan primer. Menundanya justru sikap yang bijak dan bisa menyelamatkan keuangan. Awalnya, penundaan memang terasa menyiksa.

Rasanya kamu sudah ingin sekali memakai HP baru. Akan tetapi, tak lama kemudian dirimu akan terbiasa. Kamu tambah paham mana saja kebutuhan yang mesti diprioritaskan. Smartphone baru yang gak urgen kian terlihat kurang menarik.

Sebelum membeli, tanyakan pada dirimu apakah memang perlu ganti gadget tahun ini? Jika tidak perlu, jangan takut dirimu ketinggalan zaman atau hidupmu tidak berjalan normal cuma karena gak ganti gadget tahun ini. Hidup bukan hanya tentang perangkat yang sejatinya benda mati. Hindari kamu memaksakan kemampuan hanya untuk tampil keren dengan gawai yang paling mutakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team