Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Baek Se Hee Penulis I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki

SaveClip.App_325515668_1864627100544430_26858449100392202_n.jpg
Penulis Baek Se-hee. (insatagram.com/_baeksehee)

Penulis buku asal Korea Selatan, Baek Se Hee berpulang di usianya ke-35. Kabar duka ini membuat penggemar literasi turut bersedih. Pasalnya, Baek Se Hee menulis buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki yang mengangkat isu kesehatan mental. Banyak orang yang melalui masalah kesehatan mental ikut membaca buku tersebut.

Dalam bukunya, Baek Se Hee menulis memoir yang diangkat dari kisah nyata, mencurahkan depresi yang dilalui oleh dirinya. Ia juga mencatat percakapannya bersama psikiater agar membuat buku tersebut lebih relevan.

1. Buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki menjadi best seller dan telah diterbitkan di berbagai negara

SaveClip.App_317952887_3376077976008302_2395118045284692466_n.jpg
Penulis Baek Se-hee. (insatagram.com/_baeksehee)

Buku "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" dipublikasikan pada 2018 di Korea. Buku self development tersebut kemudian diterjemahkan pada 2022 di UK oleh Bloomsbury, mencatatkan percakapan Baek dengan psikiaternya.

Buku ini memiliki judul yang unik. Mengangkat jajanan khas Korea Selatan Tteokbokki yang berupa rice cakes dengan saus pedas. Buku pertamanya sold out pada 600,000 copies di Korea dan 1 juta di seluruh dunia. Buku tersebut juga telah dipublikasikan oleh lebih dari 25 negara.

2. Baek Se Hee mengidap distimia

SaveClip.App_250754029_613436879792407_7467025472801024917_n.jpg
Penulis Baek Se-hee. (insatagram.com/_baeksehee)

Baek Se Hee adalah perempuan yang lahir pada 1990 di Seoul, Korea Selatan. Ia mengambil program studi creative writing di perguruan tinggi. Setelah lulus, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan penerbitan.

Selama 10 tahun, Baek Se Hee menjalani perawatan kesehatan mental dengan psikiatris. Ia mengidap distimia (depresi berkepanjangan) dan gangguan kecemasan. Setelah mengunjungi psikolog dan psikiater, pada 2017 Baek Se Hee menemukan rumah sakit yang cocok dengannya. Ia kemudian menjalani sesi perawatan menggunakan obat maupun konsultasi.

3. Buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki ditulis karena dukungan dari berbagai pihak

I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se-hee (goodreads.com)
I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se-hee (goodreads.com)

Gagasan untuk menulis memoarnya muncul setelah ia mengunggah catatan dari sesi terapinya ke sebuah blog. Dari media tersebut, Baek mendapatkan beragam respons positif.

Salah satunya ia mendapat komentar, "Said it was like a light was shining into the darkness of their life, I was so surprised". Hal ini diceritakan oleh Baek dalam wawancara bersama PEN pada 2023.

Menulis buku menjadi salah satu impian dalam bucket list Baek. Menurutnya, dengan menulis ia dapat membantu seseorang melihat dirinya dari berbagai sudut pandang. Lewat karya dalam tulisannya, Baek juga berbagi isi hati dengan orang lain dan bersama-sama menumbuhkan harapan.

Baek telah menulis 2 buku, I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki tahun 2018 dan I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki 2, tahun 2020. Buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki menjadi best seller di Korea Selatan dan di Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Penyebab Mengapa Kita Semakin Tua Justru Lebih Suka Menyendiri

19 Okt 2025, 12:48 WIBLife