Mereka yang pertama? Karena mereka adalah orang-orang yang tak terlupakan, awal dari segala sesuatu.
Mereka yang pertama adalah bentuk ungkapan cinta dan terima kasih saya bagi mereka yang telah memberi pijakan warna dan makna dalam perjalanan dua dekade terakhir. Tulisan ini lahir dari renungan kembali tentang apa arti hidup dan ingatan pada mereka yang berperan dan membuat hidup saya menjadi kehidupan.
Saya menuliskan semua ini dengan menahan air mata sambil mengingat kembali peristiwa demi peristiwa yang telah lalu. Mengenang perjalanan yang mungkin belum cukup panjang. Namun, maknanya begitu besar bagi kehidupan saya pribadi.
Menjalani profesi ini, saya menyadari bahwa seni peran telah menjadi napas hidup yang mendorong saya untuk terus belajar tentang kehidupan dan menghidupkannya dalam watak yang saya perankan.
Saya tahu saya harus terus bergerak maju dan memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dari banyak buku yang saya pelajari, pertemuan-pertemuan dengan banyak pihak, dan forum-forum tentang berbagai macam hal.
Reza, bintang itu timbul tenggelam, bisa terlihat, bisa juga tak terlihat karena awan mendung atau hal-hal lainnya. Namun, menjadi aktor adalah sebuah pilihan untuk terus bertumbuh, mengasah diri, dan memberi napas kehidupan bagi setiap peran yang dimainkannya. Begitulah kata-kata luar biasa dari Bang Mail yang sangat berarti bagi saya.
Melangkah tidak selalu pasti. Dalam ketidakpastianlah risiko diambil. Sebab, apa yang paling pasti di dunia ini, selain keberanian mengambil langkah?
Salah satu hal terpenting buat saya adalah tetap konsisten dan komitmen dalam menjalankan peran sebagai aktor.
Talenta yang diasah tanpa henti adalah satu di antara banyak hal yang menunjang kualitas aktor.
Meskipun skalanya berbeda pun dengan proses kreatifnya, lewat FTV-FTV-lah saya belajar banyak tentang variasi karakter dan mengeksplorasi beragam karakter manusia di dalamnya.
Saya selalu yakin, bahwa setiap hal yang kita lakukan sepenuh hati dan selaras antara jiwa, raga, dan batin, perlahan akan membuka jalan-jalan lainnya.
Salah satu yang saya pelajari dari perjalanan ini adalah semakin besar keinginan untuk hidup yang lebih sederhana, semakin besar pula pertanyaan untuk diri sendiri. Semisal, “Apakah itu perlu?”, “Apakah ini penting?” atau “Apakah semua keinginan sesaat?”
Mas Adit selalu mengingatkan saya kala itu bahwa proses itu cerita panjang yang titik hentinya ketika menutup usia. Jangan lelah untuk terus berproses dan menikmati naik dan turunnya.
Melalui peristiwa sulit, saya belajar mengenal kata bangkit. Melalui peristiwa yang menyenangkan, saya belajar mawas dalam bersikap.
Saya belajar bahwa setiap film di perjalanan saya memberikan dampak, baik kecil maupun besar, pada film berikutnya.
Oleh karena itu, tidak ada satu penyesalan pun atas film yang selama ini saya kerjakan. Semua memiliki arti dan nilai yang dapat dipetik.
Seni peran adalah seni ansambel, yaitu kemampuan akting akan menjadi kuat dan hidup apabila terdapat kerja sama saling mengisi dan menguatkan peran-peran lainnya, berlangsung sebagai sebuah keutuhan, layaknya sebuah orkestra besar. - Garin Nugraha
Sutradara adalah kemampuan mengarahkan sekaligus mengella dan menciptakan tim yang kuat dan saling mengisi, bekerja menuju tujuan film berbasis cerita yang sudah dipilih. - Garin Nugraha
Tidak ada perjalanan yang tidak bermakna, semua memberi arti.
Perjalanan bisa saja sebagai sebuah fase, pembelajaran, kemudian menjadi sesuatu yang melekat. Tentu tidak akan ada perjalanan berikutnya tanpa ada yang mengawali.