Dan kematian hanya perpindahan. Dan kematian, awal kekekalan. Kar'na kematian untuk kehidupan. Tanpa kematian. Lalu pecah tangis bayi. Seperti kata Wiji. Disebar biji-biji. Disemai menjadi api - “Putih” - Efek Rumah Kaca
Aku sering diancam juga teror mencekam. Kerap ku disingkirkan. Sampai di mana? Kapan? Ku bisa tenggelam di lautan. Aku bisa diracun di udara. Aku bisa terbunuh di trotoar jalan. Tapi aku tak pernah mati. Tak akan berhenti - “Di Udara” - Efek Rumah Kaca
Kerja bakti menyusun neraka. Kita miliki bahan bakarnya. Perihal waktu tunggu datangnya. O2 dijual oleh negara. - “Tarian Penghancur Raya” - .feast
Oh, terima kasih 'kan usahanya. Sedotan besi, plastik cycle tiga. Pun pepohonan tak berkuasa. Lawan kebijakan yang bertamasya. Burung bersiul malapetaka. Gurun menatap dingin manusia. Laut dan pegunungan kecewa. Kudeta besar alam semesta. - “Tarian Penghancur Raya” - .feast
Bakar dan lempar dan putarbalikkan. Sejarahku, asal tunjuk as*, hilang. Hilangkan andilku, adil katanya kar’na kami nirguna nirlaba si. - “Nirrrlaba” - Lomba Sihir
Internet, ekonomi. Salah kami lagi. Istana, bencana. Salah kami lagi. Orang hilang peluang. Salah kami lagi. Tak peduli, tak peduli. Aku tak peduli- “Nirrrlaba” - Lomba Sihir
Pemimpin di esok hari, adakah yang cukup mampu mewakilkan suara kami, jelas tak ada yang tahu. Ada yang cukup peduli umat yang dikelabui, melupakan masa lalu, namun kami belum tentu. Earth-03 kerusuhan lagi, Earth-04 perang nuklir lagi, jadikan pelajaran jangan sampai rusak beneran. Earth-02 masih main tusuk, tiap hari kian buruk, ayo cepat mending rujuk, jangan sampai salah tunjuk. – “Kami Belum Tentu” – .feast
Kamu ciderai janji, luka belum terobati, kami tak mau dibeli, kami tak bisa dibeli. Ini mosi tidak percaya jangan anggap kami tak berdaya, ini mosi tidak percaya kami tak mau lagi diperdaya. – “Mosi Tidak Percaya” – Efek Rumah Kaca
Di hati dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan, jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam wahai sahabat. – “Surat Buat Wakil Rakyat” – Iwan Fals
Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara hanya tahu nyanyian lagu setuju. – “Surat Buat Wakil Rakyat” – Iwan Fals
Sabar sabar sabar dan tunggu, itu jawaban yang kami terima. Ternyata kita harus ke jalan robohkan setan yang berdiri mengangkang. Penindasan serta kesewenang-wenangan, banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan, hoi hentikan hentikan jangan diteruskan, kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan. – “Bongkar” – Iwan Fals & Swami
Di jalanan kami sandarkan cita-cita, sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya. Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta. – “Bongkar” – Iwan Fals & Swami
Masalah moral masalah akhlak biar kami cari sendiri, urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau. – “Manusia Setengah Dewa” – Iwan Fals
Turunkan harga secepatnya, berikan kami pekerjaan, tegakkan hukum setegak-tegaknya, adil dan tegas tak pandang bulu, pasti kuangkat engkau menjadi manusia setengah dewa. Wahai presiden kami yang baru, kamu harus dengar suara ini. – “Manusia Setengah Dewa” – Iwan Fals
Mau tau nggak mafia di Senayan, kerjaannya tukang bual peraturan, bikin UUD ujung-ujungnya duit, kacau balau, kacau balau negaraku ini. – “Gossip Jalanan” – Slank
Inilah lagu orang tak berdaya, mencoba mempertanyakan haknya, dituduh pengacau kerja, dianggap pahlawan kesiangan bisa berbahaya. Inilah nasib orang-orang bawah, tidur berjajar menciptakan mimpi indah, bekerja terus bekerja, mencoba membalik nasib ternyata susah. - “Robot Bernyawa” - Swami
Dimana mereka, mereka yang beda. Apa masih ada, yang merdeka?," - “Dimana Merdeka” - Kelompok Penerbang Roket
Hai selamat datang di era kemunduran, pikiran tertutup jadi andalan, praduga tumbuh tenteram, menghakimi sepihak sebar ketakutan, membakukan persepsi bukan jadi jawaban atau gagasan bijak. - “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)” - Seringai
Selangkah maju ke depan, empat langkah ke belakang, kita takkan beranjak. Mereka bermain Tuhan merasa benar menjajah nalar, dan kalau kita membiarkan saja anak kita berikutnya yeah. - “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)” - Seringai
Sudah siapkah kau tuk hidupi esok hari, apapun yang kau percayai pasti hakiki, siapapun yang kau cintai kau dihargai, darimana kau datang dan pergi dilindungi. – “Gugatan Rakyat Semesta” – .Feast
Kenyamanan hanya dipinjamkan sementara, tunjukkan bahwa kaulah yang pegang percaya, tunjukkan bahwa kaulah yang punya kuasa, tunjukkan gemuruh gugatan rakyat semesta. – “Gugatan Rakyat Semesta” – .Feast
Ku tak memintamu tuk taruh nyawa di jalan, ku hanya beri tahu bahwa selalu ada jalan, jika kau sangat serius ingin perubahan, mereka kira kau lemah kau jadi setan. – “Gugatan Rakyat Semesta” – .Feast