Jakarta, IDN Times - Riuh tepuk tangan terdengar ketika Gramedia Pustaka Utama resmi memperkenalkan karya terbaru Ratih Kumala. Novel itu berjudul Koloni, sebuah kisah yang sekilas tampak sederhana karena berangkat dari dunia semut, namun sesungguhnya menyimpan gelombang besar tentang perebutan kuasa. Di panggung peluncuran, suasana dibuat semakin dramatis ketika musisi Sal Priadi membacakan penggalan novel dengan intonasi penuh rasa, seolah membuka pintu bagi pembaca untuk ikut menyelami kehidupan koloni yang getir dan hirarkis.
Acara peluncuran buku ini dilangsungkan pada Jumat (22/8/2025) di Perpustakaan Jakarta Cikini, Jakarta Pusat, dan disambut hangat oleh para penggemar Ratih Kumala. Dimulai pada pukul 7 malam, para penggemar terlihat sudah mengamankan kursi sejak pukul 6. Semuanya antusias menyambut buku terbaru dari Ratih Kumala ini.
Di momen ini, Ratih, yang sebelumnya dikenal lewat Gadis Kretek, kembali menghadirkan karya yang sarat makna. Koloni bukan sekadar fabel tentang makhluk kecil di bawah tanah, melainkan cermin satir bagi kehidupan manusia modern: ada penguasa yang enggan melepas tahtanya, ada generasi baru yang berambisi naik ke atas, dan ada para pekerja yang setia namun terus diperas tenaganya. Dengan premis 'Semut untuk koloni, koloni untuk semut' Ratih mengajak pembaca masuk ke sebuah dunia kecil yang terasa begitu dekat dengan dinamika sosial dan politik manusia.