Ada dua keputusan besar yang diambil Hendy saat itu, ketika ia masih berusia kepala dua. Saat teman-teman sebayanya sibuk mengerjakan tugas kuliah, nongkrong, dan hore-hore dengan teman-temannya, Hendy malah berpikir untuk terus berbisnis dan menghasilkan duit sendiri. Pasca usaha burgernya gagal, Hendy memutuskan beralih ke bisnis lain, yang kala itu belum tenar di Indonesia. Binsis kebab. Yap, dia memilih kebab untuk peruntungannya kali ini. Keputusan pertama sudah diambil. Lantas, keputusan kedua cukup mencengangkan. Ia memilih OD (Out Dewe/keluar sendiri) dari kampus untuk menekuni usahanya.
Kalau banyak orang mengukur kesuksesan dari level pendidikan yang ditempuh, Hendy justru kebalikannya. Ia punya cara sendiri yang membuatnya terangkat menjadi orang sukses. Hendy dulunya adalah mahasiswa jurusan teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
“Saya mulai merintis usaha ini ketika masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa jurusan Teknik Informatika di ITS, karena untuk menjalani usaha ini, saya harus memilih antara melanjutkan kuliah atau menjalankan bisnis ini, dan akhirnya saya memilih untuk (OD) Out Dewe alias berhenti kuliah dan terjun 100 persen untuk menjalankan bisnis ini,” tutur Hendy.
Hendy memang salah jurusan. Jiwanya entrepreneur, tapi kuliahnya di jurusan teknik. Ia mengaku sebenarnya sejak awal ingin berbisnis. Namun orang tuanya ingin Hendy melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dan pilihannya kala itu jatuh di ITS. Ia tak malu keluar dari jalur formal pendidikan. Sebab, ternyata jalur non-formal malah memberinya pelajaran yang amat berharga.