5 Sebab Jangan Menolak Uang Sumbangan saat Sakit

- Sumbangan diberikan saat sakit atau kecelakaan, sebagai bentuk dukungan dan solidaritas dari orang-orang terdekat.
- Uang sumbangan membantu biaya pengobatan yang mahal dan mengurangi beban finansial saat tidak bisa bekerja.
- Penerimaan uang sumbangan mencerminkan rasa syukur, mencegah kesulitan bagi penyumbang, dan mempererat hubungan sosial.
Sumbangan tidak hanya umum diberikan saat ada hajatan. Ketika kamu jatuh sakit atau keluargamu tertimpa kemalangan lain seperti ada yang meninggal dunia juga biasanya diberi santunan oleh orang-orang yang datang. Jumlahnya beragam tergantung keikhlasan pemberinya.
Untukmu yang tak terbiasa menerima sumbangan bahkan merasa mampu secara ekonomi barangkali menjadi kurang nyaman. Dirimu tidak mau merepotkan orang lain. Atau malah, kamu tahu bahwa orang-orang yang memberimu uang dalam amplop secara finansial tidak semapan dirimu.
Namun demikian, kamu gak disarankan untuk menolak pemberian materi ini. Terlepas dari dirimu merasa membutuhkan bantuan keuangan atau tak, terima saja semua uang sumbangan tersebut. Syukuri dan jangan ada sedikit pun perasaan malu. Berikut lima alasannya.
1. Tanda kepedulian dan dukungan agar kamu cepat sembuh

Saat dirimu sakit, orang-orang di sekitarmu tidak bisa berbuat banyak untuk membuatmu sehat lagi. Hanya keluarga dekatmu yang leluasa mendampingimu setiap hari. Serta para tenaga medis yang membantumu untuk sembuh dari penyakit tersebut. Di sisi lain, tentu semua orang yang menyayangimu ingin sekali melakukan sesuatu buatmu.
Salah satu cara yang dapat dilakukan mereka ialah dengan memberikan sumbangan tersebut. Tentu di samping mereka menjenguk, mendoakan, serta memberimu motivasi agar lekas sembuh. Kepedulian dan dukungan dari seluruh orang yang kamu kenal harus disambut dengan sangat positif. Penolakanmu akan bentuk perhatian mereka malah dapat melukai hati.
Orang-orang yang memberimu santunan sama sekali tidak meragukan kemampuan finansialmu. Ini bukan tentang siapa yang lebih kaya di antara kalian. Akan tetapi wujud dari sikap solidaritas teman, tetangga, atau saudaramu. Melalui dukungan berupa dana tersebut, mereka seakan-akan mengatakan supaya dirimu jangan terlalu cemas. Mereka akan selalu ada untukmu tidak hanya dalam suka, tetapi juga ketika kamu kesusahan.
2. Biaya rumah sakit dan perawatan di rumah gak sedikit

Sakit yang sampai membutuhkan rawat inap apalagi tindakan operasi tentu menghabiskan banyak uang. Boleh jadi biaya satu kali operasi saja mencapai puluhan juta rupiah. Belum termasuk kamar, obat-obatan selama di rumah sakit, serta obat yang dibawa pulang. Demikian pula untuk perawatan sehari-hari di rumah sampai kamu kembali sehat.
Dengan kondisi dirimu tidak bisa bekerja bahkan pasangan pun gak dapat bekerja maksimal, ujian kesehatan selalu sekaligus menjadi ujian finansial. Belum lagi kalau setelah opname perlu rangkaian terapi. Kalaupun ada asuransi, mungkin tidak seluruh biaya ditanggung. Inilah tujuan lain orang memberikan sumbangan selain sebagai bentuk kepedulian.
Walaupun dirimu tak mengharapkan bantuan uang, terima saja berapa pun santunan yang diberikan orang. Proses pengobatan suatu penyakit mungkin tidak sampai menghabiskan tabunganmu. Namun, adanya sedikit demi sedikit suntikan dana dari orang-orang yang ingin melihatmu sehat kembali pasti terasa melegakan.
3. Hasil iuran ribet jika akan dikembalikan ke setiap orang

Biasanya orang datang menjengukmu dalam rombongan. Seperti rombongan tetangga, teman kerja, dan saudara. Uang sumbangannya kebanyakan juga hasil iuran. Barangkali cuma beberapa orang yang di samping ikut beriuran, juga masih kasih amplop atas nama pribadi.
Bayangkan jika dirimu enggan menerima sumbangan hasil iuran banyak orang. Perwakilan yang menjengukmu pasti kesulitan untuk mengembalikan uang tersebut ke setiap penyumbang. Sebagian dari mereka memberikan uang iuran secara langsung. Tapi ada juga orang yang mentransfer karena sedang di lokasi lain.
Pun besarannya berbeda-beda. Orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan sumbangan belum tentu mencatatnya satu per satu. Dia cuma fokus pada total uang sumbangan yang terkumpul lalu mewakili mereka yang gak bisa datang buat menengokmu. Kamu jangan mempersulit orang yang sudah berusaha menunjukkan perhatiannya padamu. Terima saja dan minta perwakilan tersebut menyampaikan rasa terima kasihmu pada semua teman.
4. Sudah ada anggaran khusus buat menjenguk orang sakit

Di banyak komunitas yang terorganisasi dengan baik biasanya telah ada anggaran buat menjenguk anggota yang sakit. Misalnya, di kantor dan permukiman. Warga umumnya diminta beriuran setiap bulan kalau-kalau sewaktu-waktu ada tetangga yang sakit atau bahkan meninggal dunia.
Sama seperti ketika tetanggamu yang sakit, kamu juga otomatis menerima sumbangan. Meski dirimu sebetulnya lebih suka memberi daripada diberi, hindari merusak sistem yang sudah berjalan dengan baik selama ini. Kamu telah taat menjadi anggota komunitas dengan ikut beriuran untuk kas.
Kini waktunya dirimu merasakan hakmu atas dana tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama di awal. Kamu gak usah menolak dan meminta uang tersebut dikembalikan lagi ke kas untuk berjaga-jaga bila ada orang lain yang juga sakit. Kapan pun terdapat karyawan atau warga yang sakit telah ada posnya. Kas juga tak dihabiskan hanya untuk menengok satu orang.
5. Kamu terkesan sombong sekali bila menolak

Alih-alih orang respek dengan penolakanmu, mereka malah dapat menganggapmu punya sifat yang kurang baik. Walaupun dirimu cuma tidak ingin merepotkan orang lain, ada kesan kesombongan di sini. Khususnya jika secara kasatmata telah tampak kamu lebih berada daripada orang-orang yang menyumbang.
Nanti mereka berpikir dirimu memandang sumbangan mereka pasti tak seberapa. Bila hanya uang sejumlah itu, kamu malah masih punya berlipat-lipat jumlahnya di dalam rekening. Tidak ada kesempatan untukmu mengklarifikasi pandangan seperti ini. Dirimu tak tahu apa yang dipikirkan mereka.
Penerimaanmu terhadap uang sumbangan lebih mencerminkan rasa syukur serta rendah hati. Orang-orang yang memberi pun bahagia karena merasa sudah melakukan sesuatu untuk membantumu. Ada saatnya kamu memberi, tapi ada waktunya pula dirimu menerima. Keseimbangan keduanya bakal mempererat hubungan kalian.
Dirimu barangkali merasa gak enak buat menerima sumbangan karena belum pernah. Atau, kamu selama ini juga tak pernah menyumbang orang yang sakit bahkan kesal ketika diminta beriuran. Bila demikian, sakitmu saat ini harus menjadi pelajaran berharga untukmu. Ke depan kamu gak boleh pelit kalau dimintai sumbangan buat orang sakit sebab dirimu juga tak selalu sehat.