7 Alasan Seseorang Malas Keluar Rumah, sedang Berhemat?

- Malu ketemu tetangga
- Banyak tetangga resek
- Faktor cuaca
Bagi sebagian orang terutama anak muda, di rumah terus terasa sangat membosankan. Sampai-sampai mereka lebih banyak di luar rumah. Kegiatannya gak cuma bekerja atau kuliah.
Selain nongkrong di berbagai tempat, tak jarang mereka juga memilih menginap di kos-kosan teman. Padahal, kamarnya di rumah lebih gede. Namun, ada juga tipe anak rumahan. Sejak dulu mereka lebih suka di rumah saja.
Bahkan mereka diajak pergi belum tentu mau. Ada pula orang yang sekadar duduk-duduk di teras atau keluar dari pagar buat jajan pun enggan. Kenapa seseorang malas keluar rumah dan terkesan menarik diri dari dunia luar? Ternyata alasannya bukan cuma pemalu atau introver.
1. Malu ketemu tetangga

Tidak semua orang malas meninggalkan rumah karena rasa malu yang kuat. Akan tetapi, ada orang yang saking pemalunya hendak berjumpa tetangga saja seperti ketakutan. Padahal, tetangga nyaris tidak bisa dihindari dalam interaksi sehari-hari.
Terlebih apabila mereka tinggal di lingkungan yang rumah-rumahnya berimpitan. Seperti kawasan perumahan atau perkampungan padat penduduk. Begitu pintu dibuka ada saja tetangga yang sedang berada di luar atau berjalan-jalan. Orang yang terlalu pemalu memilih menyembunyikan diri di balik pintu rumahnya.
2. Banyak tetangga resek

Karakter tetangga juga memengaruhi keputusan orang buat sering keluar rumah atau di dalam saja. Tetangga yang resek bikin malas sebagian orang kalau hendak keluar rumah. Ibaratnya, mereka baru membuka pintu saja, tetangga usil sudah beraksi.
Sapaannya mungkin bukannya terdengar ramah malah menjengkelkan. Apa-apa ingin ikut campur seakan-akan pendapatnya dibutuhkan. Satu tetangga resek telah menyebalkan apalagi lebih dari itu. Seandainya beli rumah lagi semudah membalik telapak tangan, tentu mereka yang malas direcoki sudah pindah.
3. Faktor cuaca

Tidak semua orang urung keluar rumah hanya karena faktor cuaca. Ada orang yang tetap pergi sekalipun di luar udara panas sekali atau malah hujan deras. Termasuk meski sebenarnya gak ada keperluan yang mendesak. Mereka cuma bingung mau ngapain kalau di rumah.
Akan tetapi, ada juga orang yang langit baru mendung pun telah memilih perginya besok saja jika hari lebih cerah. Demikian pula saat matahari bersinar garang lebih pagi, mereka memutuskan gak jadi berangkat. Alasannya, sebentar lagi pasti tambah panas.
4. Di rumah sambil bekerja

Buat sebagian orang, rumah bukan sebatas tempat istirahat. Rumah juga menjadi tempat kerjanya. Malah bekerja dari rumah sering membuat orang tidak kenal waktu. Mereka dapat bekerja dari bangun tidur sampai hendak kembali terlelap.
Ini sebabnya mereka sudah gak sempat banyak keluar rumah. Mereka cuma keluar rumah buat hal-hal yang sangat penting. Misalnya, belanja atau membersihkan halaman. Selebihnya mereka dapat terkesan mengurung diri. Padahal, aslinya lagi sibuk di dalam rumah.
5. Keluar rumah= keluar duit.

Bukan terlalu perhitungan. Namun, dihitung atau tidak tetap saja bepergian butuh biaya. Ongkos bahan bakar kendaraan sendiri mungkin tidak seberapa. Akan tetapi, kalau pakai ojek atau taksi bakal lebih terasa.
Belum lagi jika beli jajan di luar sekalian nongkrong dengan teman-teman. Biaya yang mesti dikeluarkan bisa lebih dari 100 ribu rupiah sekali jajan. Padahal, kadang juga ada perasaan tidak enak apabila mereka tak pernah mentraktir teman. Di rumah, mereka gak perlu mengeluarkan biaya ekstra apa pun.
6. Merasa sangat nyaman di rumah

Kenyamanan ini tentu tidak begitu tumbuh dalam diri seseorang. Nyaman di rumah juga perlu diciptakan. Contohnya, dengan mereka selalu membersihkan serta menata rumah sedemikian rupa. Meski beres-beresnya melelahkan, hasilnya sepadan.
Rumah menjadi terasa jauh lebih nyaman. Sayang sekali jika rumah sudah senyaman ini malah ditinggal pergi terus oleh pemiliknya. Ditambah beberapa fasilitas seperti alat olahraga dan hiburan bikin orang makin betah di rumah saja.
7. Sudah pergi terus selama hari kerja

Orang yang dari Senin hingga Jumat bahkan Sabtu beraktivitas di luar rumah sampai bosan bepergian. Tiap ada hari libur, pasti mereka ingin di rumah saja. Selain capek badan, psikis pun terpengaruh.
Terutama kalau setiap hari kerja mereka mesti berhadapan dengan kemacetan panjang. Jangankan libur sehari. Libur dua hari pun mereka betah gak ke mana-mana. Daya tarik dunia luar seakan-akan sudah berkurang. Kadang mereka terpaksa keluar cuma buat menyenangkan anak dan pasangan yang ingin jalan-jalan.
Seseorang malas keluar rumah bisa berbahaya kalau sampai sama sekali gak mengenal atau dikenal tetangga. Sikapnya menjadi antisosial. Juga kalau di rumah saja malah membuatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, tak masalah selama masih ada interaksi yang cukup dengan orang di luar rumah dan keseharian berjalan baik-baik saja.



















