Siapa Orang Pertama yang Merayakan Maulid Nabi? Ini Catatan Sejarahnya

- Raja Mudhaffar sebagai orang pertama yang mengadakan seremonial maulid
- Dinasti Fatimiyah sebagai kelompok pertama yang menggagas perayaan maulid
- Sultan Nuruddin sebagai orang pertama yang mengadakan perayaan maulid nabi
Bagi banyak umat Islam, Maulid Nabi menjadi momen yang dinanti untuk dirayakan. Maulid Nabi jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan umat Islam dan diutus Allah Swt. sebagai rasul terakhir di muka bumi. Oleh karena itu, perayaan maulid nabi bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan kesempatan bagi umat Islam untuk mengenang kembali sejarah hidup Rasulullah serta meneladani sifat-sifat mulia beliau di samping menumbuhkan rasa cinta yang semakin kuat kepadanya.
Di balik perayaan ini yang juga berkembang di kalangan masyarakat Indonesia, pernahkah kamu bertanya siapa sebenarnya sosok yang pertama kali memperingati maulid nabi? Dalam sejarah Islam, perayaan maulid bukanlah suatu hal yang baru. Perayaan ini telah ada sejak beratus-ratus tahun silam. Ada beragam catatan tentang orang pertama yang memperingati maulid nabi.
1. Raja Mudhaffar sebagai orang pertama yang mengadakan seremonial

Dilansir NU Online, orang pertama yang mengadakan seremonial maulid adalah Raja Mudhaffar. Beliau merupakan seorang penguasa Irbil dengan akhlak mulia dan agung. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawi.
Dalam kitab tersebut, Imam Suyuthi menjelaskan bahwa orang yang pertama kali mengadakan seremonial adalah penguasa Irbil, Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin. Raja Mudhaffar dikenal sebagai sosok pemimpin yang berbudi luhur dan punya rekam jejak yang bagus. Beliau lah yang meneruskan pembangunan Masjid Al-Mudhaffari di kaki gunung Qasiyun.
Berkaitan dengan hal ini, Syekh Muhammad bin Ali asy-Syaukani juga memiliki pendapat yang sama dengan Imam Suyuti. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Fathur Rabbani min Fatawa Imam Asy-Syaukani, beliau menyebutkan bahwa para ulama telah sepakat bahwa yang mengadakan seremonial maulid pertama kali adalah Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi.
Lantas, bagaimana Raja Mudhaffar memperingati maulid nabi? Dilansir laman NU Online Jatim, perayaan maulid nabi di masa itu bahkan terbilang besar. Imam Suyuthi menceritakan tentang perayaan maulid nabi yang dilakukan oleh Raja Mudhaffar yakni dengan diselenggarakannya perjamuan.
"Cucu Imam Ibnul Jauzi berkata didalam Mir`aatuz Zaman: “Sebagian orang yang pernah menghadiri perjamuan Raja Muzhaffar dalam beberapa Maulid, dia menghitung dalam perjamuan tersebut sebanyak 5.000 kepala kambing bakar, 10.000 ayam, seratus kuda, 100.000 roti mentega dan 30.000 piring kue." (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, juz I, halaman 172).
Dikatakan pula bahwa Raja Mudhaffar pernah memberi hadiah sebesar seribu dinar (sekitar lima milyar) kepada Al-Hafizh Syekh Abul Khathab Ibnu Dihyah. Hadiah tersebut dimaksudkan karena Al-Hafizh Syekh Abul Khathab Ibnu Dihyah telah menulis kitab tentang maulid berjudul At-Tanwir Fi Maulid Al-Basyiir An-Nazhir.
2. Dinasti Fatimiyah sebagai kelompok pertama yang menggagas perayaan maulid

Pendapat lainnya mengatakan bahwa pelopor Maulid Nabi adalah Dinasti Bani Fatimiyah, dinasti yang diprakarsai oleh Ubaid Al-Mahdi. Pendapat ini merupakan pendapat sejarawan Islam asal Mesir, Syekh Hasan As-Sundawi. Beliau menerangkan hal tersebut dalam kitabnya berjudul Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi.
Dalam catatan sejarah, perayaan mengingat kelahiran Rasulullah SAW yang dilakukan oleh Dinasti Fatimiyah tidak hanya berfokus pada perayaan maulid nabi, tetapi juga perayaan musiman lainnya. Dengan kata lain, kelompok ini juga memperingati perayaan hari kelahiran lainnya seperti hari kelahiran Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra, dan Hasan dan Husain.
Seiring berjalannya waktu, perayaan semacam ini terus berlanjut dan semakin meriah. Baru setelah runtuhnya Dinasti Fatimiyah, sultan dan ulama dari kalangan sunni merubah sejumlah praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi tetap mempertahankan maulid nabi. Ulama di kalangan sunni hanya memperingati satu maulid, yakni maulid Nabi Muhammad SAW.
3. Sultan Nuruddin sebagai orang pertama yang mengadakan perayaan maulid nabi

Syekh Bukhit Muhammad Bukhit al-Muthi’I punya pendapat berbeda dengan kedua pendapat sebelumnya. Menurut beliau dalam kitabnya yang berjudul Irsyadu Ahlil Millah ila Itsbati Ahlillah, orang yang pertama kali mengadakan perayaan maulid nabi adalah Sultan Nuruddin, pimpinan Islam usai runtuhnya Dinasti Fatimiyah.
Ulama memiliki pendapat yang berbeda terkait orang pertama yang merayakan maulid nabi. Meskipun demikian, terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama, maulid nabi menjadi tradisi yang bernilai positif. Perayaan ini dapat dilakukan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan sirah nabawiyah, dan makan bersama.
Menurut Syekh Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, perayaan semacam ini tergolong pada perbuatan Bid’ah Hasanah, yakni orang yang mengerjakannya mendapat pahala karena terdapat unsur memuliakan nabi dan menampakkan rasa bahagia atas kelahirannya.