Fenomena Fear of Missing Out atau FOMO sering dianggap sebagai gejala sosial yang membuat seseorang merasa gelisah karena takut tertinggal tren. Namun, ketika rasa ingin ikut-ikutan itu diarahkan ke hal yang bermanfaat seperti membaca, hasilnya bisa jauh lebih positif. Belakangan, banyak orang mulai melirik dunia literasi lagi karena melihat teman-temannya membahas buku atau tren literasi di media sosial. Ini bisa dibilang perkembangan baik di tengah fakta bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, bahkan hanya 0,001 persen menurut data UNESCO.
FOMO membaca menunjukkan bahwa motivasi seseorang untuk membuka buku bisa muncul dari hal yang tidak terduga. Walau awalnya sekadar mengikuti arus, kebiasaan membaca dapat berubah menjadi kebutuhan yang tumbuh dari dalam diri. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, hal ini tentu menjadi peluang besar untuk membangun budaya literasi baru. Berikut lima sisi positif dari FOMO membaca. Bermanfaat banget, lho!